TEMPO.CO, Malang-Lembaga antikorupsi Malang Corruption Watch (MCW) menilai lawatan Wali Kota Malang Mochamad Anton ke Eropa Timur sebagai pemborosan. Sebab, Pemerintah Kota Malang mengeluarkan anggaran Rp 809 juta untuk biaya kunjungan wali kota dan sejumlah kepala dinas itu. "Pemborosan, hanya pelesiran," kata Kepala Divisi Korupsi Politik MCW Muhammad Taher Bugis, Jumat, 8 Mei 2015.
Anggaran tersebut, katanya, tertuang dalam nomenklatur anggara perjalanan luar negeri di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015. Anggaran tersebut diperuntukkan bagi Dinas Pendapatan, Dinas Kebersihan Pertamanan, Kantor Komunikasi dan Informasi, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan. "Anggara itu seolah menjadi kebiasaan rutin setiap tahun," katanya.
Tahun lalu dianggarkan sebesar Rp 597 juta untuk pelesiran ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. Menurutnya, anggaran itu dipakai jalan-jalan pribadi dan dibungkus dengan kegiatan yang seolah-olah untuk kepentingan publik. Taher menyarankan agar anggaran kunjungan tersebut diarahkan saja untuk pengembangan kewirausahaan, perbaikan layanan publik, kesehatan dan pendidikan.
"Anggaran pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah hanya Rp 150 juta. Tak sebanding dengan anggaran jalan-jalan," kata Taher. Kunjungan ke luar negeri, kata dia, tidak ada korelasinya dengan pengembangan ekonomi masyarakat. Selain itu, ujarnya, jalan-jalan ke Eropa tidak punya kontribusi dalam penambahan pendapatan asli daerah.
MCW mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang tidak diam saja atas kegiatan wali kota jalan-jalan ke luar negeri serta meminta Badan Pemeriksan Keuangan melakukan audit investigasi. "Publik bisa menagih apa hasil perjalanan wali kota ke luar negeri," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Malang bersama sejumlah kepala dinas dan pengusaha melakukan kunjungan ke Hungaria, Bulgaria, Cekoslovakia, dan Austria. Menurut juru bicara Pemerintah Kota Malang Nur Widianto lawatan tersebut atas undangan Kementerian Perdagangan untuk misi dagang di Bulgaria dan pembukaan House of Indonesia di negara tersebut.
Selain itu lawatan Wali Kota Anton juga memenuhi undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Zagreb untuk usulan sister city antara Kota Malang dengan kota Varazdin, Kroasia. "Ada misi dagang. Pengembangan pasar baru UMKM agar tak berkutat di Malang saja," katanya.
Sedangkan mengenai manfaat kegiatan, katanya, Anton yakin berdampak langsung dalam transaksi bisnis pelaku usaha. Biaya perjalanan dinas, katanya, tak bisa dikatakan boros jika nilai atau harganya sesaui dengan kenyataan.
EKO WIDIANTO