TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan pihaknya masih belum bisa memberikan kepastian waktu pemulangan jenazah Heri Listyawati, istri Dubes Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad, dari Islamabad ke Indonesia.
“Kami belum tahu pasti (waktunya), masih diupayakan,” ujar Menteri Retno usai bertemu secara tertutup dengan pihak keluarga Burhan di Yogyakarta Sabtu 9 Mei 2015.
Baca Juga:
Menteri Retno pun enggan membeberkan sejumlah langkah yang akan ditempuh pemerintah menyangkut rencana pengamanan bagi warga negara Indonesia di Pakistan pasca beredarnya isu bahwa helikopter yang ditumpangi Burhan dan istrinya jatuh akibat ditembak milisi Taliban.
“Saat ini pemerintah hanya ingin mengucapkan belasungkawa bagi keluarga korban, dan berupaya segera menyelsaikan hal-hal terkait peristiwa ini,” ujar Retno.
Sebelumnya di awal pertemuan dengan keluarga Burhan di ruang tengah rumah duka, Menteri Retno menyatakan sudah mengirim utusan dari Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia untuk mempercepat pemulangan jenazah istri dubes.
Usai bertemu Retno, putra sulung Dubes Burhan, Fitra Amrullah menuturkan kementerian memang belum bisa memberikan kepastian kapan jenazah Heri Lsityawati akan dipulangkan dan tiba di Kota Yogyakarta.
“Kami belum tahu kapan kepulangannya ke Yogya, tapi kami senang pemerintah memberikan perhatian dan menjanjikan mengurus secepatnya, “ ujar Fitra yang tercatat sebagai mahasiswa semester II Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.
Budi Wignyo Sukarto, Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia yang ikut dalam pertemuan tertutup Menteri Retno, menuturkan pemerintah saat ini masih menunggu hasil tes DNA dari adik kandung Heri Listyawati untuk diverifikasi dengan jenazah di Pakistan.
“Namanya juga kecelakaan yang menyebabkan luka bakar, memang butuh tes DNA lebih dulu untuk mencocokkan seluruh bagian tubuh agar valid,” ujar Budi usai pertemuan.
UGM pun mengaku telah mendesak pemerintah mengawal pemulangan jenazah salah satu staf pengajarnya itu agar segera bisa dimakamkan keluarga dan tak membuat cemas karena menanti lama. “Kami sudah meminta pemerintah cepat bertindak,” ujar Budi.
Heri Listyowati tercatat sebagai staf pengajar Hukum Agraria Fakultas Hukum UGM. Namun sejak tiga tahun terakhir ia lebih sering mendampingi tugas suaminya dan anak bungsunya Yoga Sulistyo Burhan yang bersekolah di sebuah SMA Pakistan.
PRIBADI WICAKSONO