TEMPO.CO, Balikpapan - PT Pertamina Unit Pemasaran Balikpapan Kalimantan Timur terpaksa menghentikan proses evakuasi korban terbaliknya kapal LCT Daniel 8019. Penghentian pencarian korban juga berdasarkan rekomendasi tim Basarnas dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Balikpapan.
"Pencarian korban tidak memungkinkan dilanjutkan saat ini," kata Humas Pertamina Unit Pemasaran Balikpapan, Andarwati, Sabtu, 9 Mei 2015.
Tim penyelamat menyatakan pencarian korban harus dihentikan sementara menunggu tambahan peralatan yang ada. Tim penyelam tidak mampu melihat secara maksimal di dalam air Sungai Somber.
"Jarak pandangnya nol, tidak bisa melihat apa apa. Ini membahayakan penyelam kami," kata salah satu tim Rescue.
Andarwati mengatakan pihaknya akan mendatangkan peralatan guna membalikan kapal LCT ini. Peralatan yang dipergunakan adalah balon balon raksasa untuk mengangkat kapal dibantu peralatan crane raksasa.
"Besok peralatannya tiba dari Samarinda," ungkapnya sambil menambahkan pencarian korban akan dilanjutkan saat posisi kapal sudah terbalik dari posisinya.
Sebuah kapal LCT Daniel 8019 memuat 37.630 tabung gas melon 3 kilogram terbalik di perairan Sungai Somber Balikpapan Kalimantan Timur, Jumat pukul 21.00 Wita. Sebanyak 6 anak buah kapal (ABK) berhasil menyelamatkan diri menyisakan korban kapten kapal, Kamarlan Siahaan (62 tahun) yang hingga kini masih dalam pencarian.
Para korban selamat di antaranya adalah Jublin, Adrian, M Zainal, Bustan dan Siswanto yang berenang meninggalkan kapal sedang terbalik. Hanya kapten kapal, Kamarlan Siahaan yang diduga masih terperangkap dalam lambung kapal.
Kapal LCT Daniel 8019 ini rencananya berangkat menuju Tarakan. Kapal yang merupakan milik PT Bisma Jaya adalah jasa kontraktor PT Pertamina Unit Pemasaran Balikpapan yang melayani distribusi tabung gas tujuan Tarakan.
Pertamina juga berupaya mengantisipasi dampak negatif pencemaran lingkungan akibat terbaliknya kapal LCT ini.
SG WIBISONO