TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kesejahteraan Puan Maharani mengatakan sampai saat ini kementeriannya belum menyelesaikan program kerja revolusi mental yang menjadi jargon Presiden Joko Widodo ketika berkampanye. Puan masih menggodok mekanisme pelaksanaan kegiatan dan anggaran dari program tersebut.
"Kami juga masih godok apa saja bahan substansi dalam program revolusi mental," kata Puan kepada wartawan di Markas Komando Pertahanan Udara Nasional, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 9 Mei 2015.
Menurut Puan sebagian besar program revolusi mental akan disampaikan ke masyarakat dalam bentuk sosialisasi. Materi sosialisasi tersebut lebih mengedepankan cara mengubah pola pikir masyarakat tentang etos kerja, gotong-royong, dan integritas masyarakat.
Program revolusi mental nantinya akan menjadi gerakan nasional. Walhasil 34 kementerian dan seluruh lembaga negara sampai TNI dan Polri wajib menyampaikan program revolusi mental ke masyarakat.
Sesuai rencana, jika program revolusi mental sudah jadi maka Presiden Jokowi akan meluncurkan langsung ke masyarakat. "Dalam waktu dekat kami akan presentasikan ke Presiden jika sudah selesai," kata dia.
Sebelumnya Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mendapatkan kucuran dana untuk "revolusi mental" sebesar Rp 149 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan tahun 2015. Dana itu, kata Menteri PMK Puan Maharani, bakal digunakan untuk membangun budaya masyarakat Indonesia.
INDRA WIJAYA