TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak mengatakan, hingga saat ini, hasil otopsi ataupun visum terhadap Akseyna Ahad Dori, 18 tahun, mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia tidak menunjukkan adanya temuan zat beracun. Dia berujar, dalam hasil pemeriksaan, tidak ada zat semacam racun yang ditemukan di dalam tubuh Akseyna.
"Sementara belum ada hasil terkait dengan isi di lambung korban," kata Musyafak ketika dihubungi, Sabtu, 9 Mei 2015. Dia mengatakan organ dalam tubuh Akseyna memang diotopsi.
"Salah satu yang diperiksa adalah isi lambungnya. Tapi hasilnya saya belum dapat informasi ada zat tidak berbau," ucapnya.
Dia menuturkan dokter masih menyelidiki kematian Akseyna dari aspek medis. Dia menginformasikan bahwa Akseyna memang masuk ke dalam air dalam keadaan masih bernapas.
Pembuktian atas masih bernapasnya Akseyna berasal dari temuan adanya cairan dan partikel-partikel material ganggang dan pasir danau tersebut di dalam paru-parunya. "Yang jelas masih bernapas, tapi antara pingsan atau sadar, pihak medis belum bisa beri informasi."
Baca Juga:
Kasus tewasnya Akseyna masih menjadi misteri. Jasad pria yang akrab disapa Ace itu ditemukan di Danau Kenanga pada Kamis, 26 Maret 2015. Mahasiswa angkatan 2013 tersebut ditemukan mengambang dan menggendong tas berisi batu bata yang diduga dijadikan sebagai pemberat.
Tim dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, juga menemukan adanya tanda bekas pukulan benda tumpul pada tubuh Ace.
MAYA NAWANGWULAN