TEMPO.CO , Surakarta: Salah satu anggota Tim Transisi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) FX Hadi Rudyatmo mengatakan hingga saat ini belum mengetahui tugasnya. Pemberi tugas, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, belum memberikan petunjuk yang spesifik mengenai tugas dan kewenangan tim tersebut.
"Saya baru ditelepon kemarin sore," kata Rudyatmo saat ditemui, Sabtu, 9 Mei 2015.
Hingga saat ini Rudyatmo belum memegang Surat Ketetapan (SK) mengenai penunjukan tersebut. Meski demikian, Rudyatmo yakin bahwa tugas tim transisi itu tidak akan jauh berbeda dengan Komite Normalisasi yang terbentuk empat tahun silam.
Pada saat itu komite tersebut berhasil menggelar Kongres Luar Biasa di Solo, Jawa Tengah. "Ada beberapa target yang akan saya usulkan kepada menteri," kata Rudyatmo.
Target utama adalah pembenahan sistem manajemen dalam tubuh PSSI. "Manajemen harus benar-benar transparan," kata Rudyatmo.
Selain itu, bekas anggota Komite Normalisasi PSSI itu akan mengusulkan perbaikan terhadap proses seleksi pemain yang masuk dalam tim nasional. Dia berharap tim nasional bisa diisi oleh para pemain terbaik. "Proses seleksi harus benar-benar transparan," kata Rudyatmo.
Usulan terakhir, tim transisi harus bisa menciptakan sistem seleksi wasit dan pemimpin pertandingan yang bisa dipertanggungjawabkan. Dia mencontohkan, kasus sepakbola gajah antara PSS Sleman dengan PSIS Semarang merupakan bukti nyata kegagalan sistem seleksi wasit dan pemimpin pertandingan. "Wasit dan pemiimpin pertandingan harus memiliki komitmen kuat," katanya.
Selain itu, mereka juga harus memiliki orientasi yang sama, yaitu memajukan persepakbolaan di tanah air. Dia berjanji bakal menyelesaikan tugasnya di tim transisi dalam waktu dua bulan.
Selain kompetisi harus terus berjalan, PSSI juga harus mempersiapkan tim nasional yang akan ikut bertanding dalam SEA Games di Singapura.
AHMAD RAFIQ