TEMPO.CO,MAKASSAR - Pelaksana tugas Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Sulawesi Selatan, Irman Yasin Limpo, yakin investasi di Sulawesi Selatan tetap tumbuh meski pada triwulan pertama 2015 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan melambat, hanya mencapai 5,23 persen. “Kondisi seperti itu tidak akan terlalu berdampak terhadap sektor investasi,” katanya 10 Mei 2015
Menurut Irman, melemahnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 2015 bisa disebut sebagai sindrom pada awal tahun. Begitu pula sektor investasi. Namun dia optimistis nilai investasi di Sulawesi Selatan 2015 akan mencapai jumlah yang ditargetkan BKPM pusat, yakni Rp 11 triliun. "Dengan kondisi ekonomi seperti saat ini, kami optimistis dapat mencapai target Rp 11 triliun.”
Irman mengatakan, melemahnya pertumbuhan ekonomi juga terjadi secara nasional. Hal itu terjadi akibat kebijakan ekonomi pemerintah pusat yang tidak berjalan sesuai dengan rencana. Akibatnya, sejumlah proyek pembangunan yang sudah dirancang, seperti jalan trans Sulawesi, pembangunan jalur kereta api, serta proyek infrastruktur lainnya, tidak bisa berjalan.
Irman menjelaskan, biaya pembangunan proyek-proyek di Sulawesi Selatan yang sebenarnya sudah masuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN P) 2015 tidak bisa dicairkan, karena terjadi perubahan kebijakan perekonomian nasional pada Februari lalu. Jika semua biaya proyek-proyek yang sudah direncanakan cair, pihak swasta akan segera mengerjakannya. “Sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.”
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan kedua dan seterusnya, Irman mengatakan, akan lebih baik. Salah satu cara yang ditempuh adalah memaksimalkan kerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), terutama memetakan potensi sumber daya alam.
Pemerintah kabupaten dan kota diminta memanfaatkan data Lapan ihwal potensi di setiap daerah, seperti sektor pertanian, perikanan, hingga pertambangan. “Masing-masing pemerintah daerah mengundang investor untuk memanfaatkan potensinya."
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Selatan, La Tunreng, menjelaskan bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan salah satunya disebabkan oleh masih minimnya investasi yang masuk pada triwulan pertama 2015. Investor ragu berinvestasi karena kebijakan ekonomi yang tidak konsisten dan faktor keamanan. Kalau sejak awal para investor mendapat kepastian, ia yakin mereka akan berani menanamkan modal.
IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI