TEMPO.CO, Mojokerto - Pembuat batu bata di Dusun Nglinguk, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menemukan struktur dinding batu bata kuno. Diduga dinding batu bata ini bagian dari bangunan kanal atau saluran air di zaman Kerajaan Majapahit abad ke-13 sampai 15 Masehi.
Lokasi penemuan berada di bekas ladang yang digali tanahnya untuk dijadikan bahan baku pembuatan batu bata. Lokasi kumpulan gubuk pembuatan batu bata atau linggan ini berada sekitar 100 meter sebelah barat Pendopo Agung dan Makam Panggung, yang merupakan petilasan tempat semedi para raja Majapahit dan tempat Maha Patih Gadjah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Struktur dinding batu bata yang bisa terlihat terdiri atas tiga sisi dinding dengan panjang sekitar 7 meter dan lebar 3 meter dengan kedalaman sekitar 0,5 meter. Dua sisi dinding melintang dengan arah utara-selatan, sedangkan satu sisi dinding melintang ke arah barat daya. Dinding ini terbuat dari tumpukan batu bata besar yang masing-masing berukuran panjang 28 sentimeter, lebar 17 scentimeter, dan tebal 4 sentimeter.
Selain bangunan yang diduga kanal, di ladang yang sama ditemukan dua sumur kuno berdiameter sekitar 1 meter. Sumur ini berbentuk bundar yang seluruh sisinya dipasangi tembikar melingkar. Sumur model ini biasa disebut dengan jobong. Jarak bangunan diduga kanal dengan dua sumur jobong ini sekitar 30-50 meter.
Seorang pembuat batu bata, Sodiq, 53 tahun, mengatakan ia menemukan bangunan diduga kanal air itu saat menggali lahan untuk diambil tanahnya sebagai bahan baku pembuatan batu bata. “Saya menemukannya saat menggali untuk batu bata. Saya gali sekitar 1 meter sudah mulai terlihat,” kata warga Dusun Kemasan, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Selasa, 12 Mei 2015.
Sebelumnya ia tak tahu bahwa dinding batu bata yang ditemukannya itu bangunan purbakala. “Saya sempat ambil beberapa balok batanya karena enggak tahu kalau itu bangunan purbakala,” katanya. Akibatnya, salah satu sisi dinding bata tak utuh lagi. “Dulu tingginya (dinding) sama tapi yang ini berkurang karena saya ambil,” katanya. Setelah tahu bahwa bangunan tersebut termasuk peninggalan purbakala, ia ikut menjaganya dan tak mengambil batu bata kuno peninggalan masa Majapahit tersebut.
Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan telah meninjau dan menyurvei lokasi temuan dinding batu bata kuno diduga kanal itu. Petugas menduga struktur bangunan yang ditemukan itu kanal. “Dilihat dari bentuk dan ukurannya sepertinya saluran air,” kata petugas BPCB Trowulan, Pahadi.
Pahadi mengatakan pihaknya telah meminta pembuat batu bata setempat tidak menggali di titik temuan. BPCB Trowulan juga berencana melakukan ekskavasi atau penggalian untuk mengungkap lebih banyak struktur bangunan yang masih terpendam. “Untuk mengetahui saluran air ini menuju ke mana memang perlu digali lebih luas lagi,” katanya.
ISHOMUDDIN