TEMPO.CO, Jakarta - Malang Corruption Watch (MCW) memprotes kunjungan kerja Wali Kota Malang Mochamad Anton dan sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah selama 10 hari ke Eropa timur. Alasannya, sejumlah kepala satuan kerja yang diajak berkeliling Eropa tak berkaitan dengan misi dagang yang diemban.
MCW menilai lawatan tersebut hanya menghambur-hamburkan anggaran pendapatan dan belanja daerah.”Terjadi kesenjangan. Dana untuk pembinaan usaha kecil-menengah minim, sedangkan untuk pelesir ke Eropa lebih besar,” kata Koordinator Korupsi Politik MCW, M. Taher Bugis, Selasa, 12 Mei 2015.
Anggaran kunjungan dialokasikan dari empat unit kerja sebesar Rp 809 juta. Namun MCW mengaku mendapat informasi bahwa anggaran yang dialokasikan sebenarnya mencapai Rp 2,4 miliar. Adapun anggaran untuk pembinaan usaha kecil-menengah hanya sebesar Rp 150 juta per tahun, serta kelompok usaha bersama Rp 200 juta per tahun.
Rincian anggaran kunjungan itu, menurut Taher, berasal dari Dinas Pendapatan Daerah Rp 97 juta, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rp 603 juta, Dinas Kebersihan Rp 38 juta, serta Dinas Komunikasi dan Informatika Rp 71 juta. Lawatan ke luar negeri, kata dia, hanya sia-sia belaka jika pelaku usaha tak disiapkan lebih dulu.
Sebagai bentuk protes, MCW melemparkan pesawat kertas ke halaman Balai Kota Malang. Mereka juga membentangkan poster berisi tabulasi kesenjangan anggaran dan sejumlah pejabat yang ikut ke Eropa.
Baca Juga:
Sebelumnya, Wali Kota Anton dan sejumlah pejabat berkunjung ke Austria, Cekoslovakia, Bulgaria, dan Hungaria selama sepuluh hari. Anton berujar, kunjungan itu berhasil memasarkan aneka buah olahan ke Bulgaria, termasuk keripik apel. Kata dia, perajin keripik Malang diminta mengirimkan 10 ton lagi ke negara itu. Selama ini, kata Anton, Bulgaria mengimpor keripik dari Vietnam. “Mereka memuji keripik apel Malang. Empuk, gurih, dan renyah,” kata Anton.
Anton mengaku juga belajar konsep pendidikan di Austria. Sebab, sejak sekolah dasar, katanya, siswa telah belajar tentang pemerintahan dan parlemen. Adapun di Kroasia, Anton mendapat tawaran untuk menggelar pertandingan uji coba antara Arema dan Persema Malang melawan klub asal negara di semenanjung Balkan itu.
Anton tak mempermasalahkan kritikan publik, termasuk MCW. Menurut dia, untuk mendapat hasil dan kemajuan ekonomi harus didahului dengan investasi. Bagi Anton kunjungannya ke Eropa timur juga sebuah investasi. “Untuk dapat ikan, butuh kail dan pakan,” Anton bertamsil.
EKO WIDIANTO