TEMPO.CO, Surabaya-Ratusan suporter Persebaya 1927, Bonek, mengepung Pengadilan Negeri Surabaya saat sidang perdana polemik dualisme Persebaya digelar, Selasa, 12 Mei 2015.
Mengenakan kaos hijau, mereka mendatangi pengadilan sejak pagi. "Hari ini kami datangkan 500 Bonek untuk memberi dukungan kepada Persebaya 1927," kata kordinator Bonek 1927, Andi Pecie, disela-sela aksinya.
Menurut Andie, sidang pertama hanya mengagendakan pemeriksaan tergugat dan penggugat sehingga tidak semua Bonek turun memberikan dukungan. "Kami akan datang lagi pada sidang kedua dengan massa yang lebih besar," kata dia.
Andie berharap sidang gugatan perdata itu benar-benar dapat memutuskan dengan jernih mana di antara dua Persebaya itu yang sah secara hukum sehingga nantinya hanya ada satu Bonek di Surabaya. "Semoga ini menjadi awal yang lebih baik bagi Persebaya," ujar Andie.
Andie berjanji akan mengawal sidang dualisme Persebaya itu hingga selesai. Sebagai pendukung Persebaya 1927 dia yakin klub kesayangannyalah yang sah. "Kami akan kawal sidang ini dengan massa yang semakin banyak," kata dia.
Kepala Bidang Bubungan Masyarakat Pengadilan Negeri Surabaya Burhanuddin mengatakan memperbolehkan perwakilan Bonek masuk ke ruang sidang. "Lima belas Bonek kami beri tempat mengikuti sidang," kata dia. Namun, Burhanudin meminta Bonek untuk tidak membikin gaduh. "Kalau gaduh kami keluarkan keluarkan."
Pantauan Tempo sebagian besar Bonek yang berkerumun di depan gedung pengadilan negeri tanpa mengenakan alas kaki. Beberapa perwakilan Bonek diperbolehkan masuk ke dalam pengadilan. Adapun sisanya tetap bertahan di luar pagar sambil tak henti menyanyikan lagu-lagu khas suporter dengan iringan drum band.
MOHAMMAD SYARRAFAH