TEMPO.CO, London - Tahun ini, genap enam tahun usia aplikasi pesan paling populer, WhatsApp. Aplikasi ini kini digunakan oleh lebih dari 800 juta pengguna aktif di seluruh dunia.
Banyak yang merasakan manfaat dari aplikasi yang dibuat oleh Brian Acton and Jan Koum ini, meski tak sedikit yang juga menjadi 'repot' dengannya. Berikut ini cerita unik terkait aplikasi yang kini dimiliki Facebook itu:
Suami adukan istrinya ke polisi karena kecanduan WhatsApp
Popularitas WhatsApp di Indore, India melenakan Payal, seorang ibu rumah tangga. Sejak mengenal aplikasi ini, ia tak pernah meninggalkan ponselnya sejengkal pun. Inilah yang membuat suaminya, Mayur Sahu, memutuskan untuk melaporkannya ke polisi karena waktunya bersama sang istri terampas oleh aplikasi ini.
"Dia tak lagi mengambilkanku air minum sepulang kerja. Dia tetap sibuk dengan teleponnya," kata Mayur dalam laporannya.
Dia juga mengatakan bahwa Payal tidak keluar dari kamarnya dan meninggalkan pekerjaan rumah tangga. "Setiap kali saya berbicara dengannya, dia sibuk dengan telepon genggamnya. Dia tidak peduli tentang sarapan, makan siang, atau makan malam," katanya.
Keduanya kemudian dipanggil ke kantor polisi. Atas saran penasihat perkawinan, Mayur dan Payal disarankan mengakhiri pergumulan mereka dan melanjutkan kehidupan rumah tangganya tanpa WhatsApp.
Dilarikan ke rumah sakit karena mengetik berlebihan
Seorang wanita yang menggunakan layanan WhatsApp berlebihan selama liburan Natal pada 2013 harus digotong ke rumah sakit.
Seperti dilaporkan jurnal medis The Lancet, wanita berusia 34 tahun ini dilarikan ke unit gawat darurat setelah mengeluhkan rasa sakit hebat di pergelangan tangannya. Yang mencemaskan, wanita ini tengah hamil 27 minggu.
Dia diketahui tidak memiliki riwayat trauma dan tidak terlibat dalam aktivitas fisik yang berlebihan di hari-hari sebelumnya. Namun, pada hari Natal tahun 2013, ia menghabiskan enam jam waktunya untuk memegang ponsel sambil mengirim sejumlah besar pesan.
Diagnosis dokter, ia menglami apa yang disebut sebagai bilateral extensor pollicis longus tendinitis pada jempol, 'penyakit' yang kemudian di dunia medis dijuluki sebagai "WhatsAppitis." Pengobatan yang diberikan berupa obat anti-inflamasi non-steroid dan larangan menggunakan ponsel selama beberapa waktu.
Napi melarikan diri dari penjara karena sipir sibuk ber-WhatsApp
Seorang petugas penjara di Zimbabwe menghadapi sanksi indisipliner setelah lima narapidana melarikan diri dari Penjara Khusus Chikurubi. Saat mereka melarikan diri, dia diketahui tengah sibuk ber-WhatsApp.
Para tahanan mengambil kesempatan ini untuk melumpuhkannya dan melucuti pakaiannya, sebelum mengikat tubuhnya ke sebuah pohon. Mereka juga mengambil telepon seluler dan sejumlah uang dari dompetnya, mengancam akan membunuhnya jika dia berani berteriak minta tolong. Salah satu dari mereka kemudian dilaporkan mengenakan seragam untuk menyamarkan dirinya sebagai seorang sipir dengan 'mengawal' empat narapidana lainnya.
Menurut situs berita Harare24.com, sejak awal 2014, 21 tahanan dari Zimbabwe telah melarikan diri dari penjara karena kelalaian penjaga.
Dicambuk karena saling memaki di WhatsApp
Pada bulan Juli 2014, pengadilan Arab Saudi menjatuhkan hukuman pada dua wanita selama 10 hari penjara setelah keduanya dinyatakan bersalah saling memaki satu sama lain melalui aplikasi WhatsApp. Mereka juga menghadapi hukuman cambuk setelah hakim gagal mendamaikan keduanya.
"Hakim tidak punya pilihan selain untuk menghukum keduanya dan memerintahkan mereka menulis sebuah pernyataan untuk tidak menyalahkan satu sama lain lagi," tulis Harian Arar. Putusan ini merupakan vonis pertama di Arab Saudi terkait penyalahgunaan aplikasi pesan.
Pencuri tertangkap berkat WhatsApp
Pada bulan Oktober tahun 2013, seorang pemuda ditangkap dan didakwa mencuri BlackBerry dari seorang anak laki-laki berusia 12 tahun. Pemuda itu, Daniel Smith, 23 tahun, ditahan oleh polisi menyusul menyebarnya foto selfie dirinya di media sosial untuk mengidentifikasi dirinya.
Cerita bermula saat anak yang memiliki ponsel ini berjalan di dekat stasiun kereta bawah tanah di London Timur. Smith mendatanginya dan pura-pura menanyakan jam. Saat sang bocah melihat ponsel, dia segera merampasnya dan berlari.
Smith kemudian melakukan beberapa foto selfie dan salah satunya tak sengaja terkirim ke nomor WhatsApp ibu dari bocah itu. Sang ibu kemudian melapor ke polisi.
Memanfaatkan media sosial, menurut Metro.co.uk, polisi Leytonston di London Timur merilis foto itu di Twitter dan meminta bantuan masyarakat untuk mengidentifikasi dirinya. Saat itulah Smith dengan cepat dicokok polisi.
Selamat setelah terperangkap selama 10 jam berkat WhatsApp
Bak adegan film, seorang insinyur perangkat lunak berusia 24 tahun dari New Delhi terperangkap selama hampir 10 jam setelah ia terjatuh dalam aktivitas panjat tebing di Madhugiri, 60 km dari Bangalore. Yang menyelamatkannya adalah gambar dari lokasi di mana ia terjebak, dikirim olehnya melalui WhatsApp ke seorang teman, yang kemudian memberitahu polisi.
Gaurav Arora mengalami luka parah dan tidak bisa dilacak selama beberapa jam setelah ia terjatuh saat mendaki bukit batu tertinggi pada Juni 2014. Namun, ia berhasil mengambil gambar dari lokasi di mana ia jatuh dan mengirimkannya ke Priyank Sharma, yang menemaninya selama pendakian.
Sharma menunjukkan gambar ke polisi Madhugiri, yang mampu menentukan lokasi Arora. Tim SAR menemukan dia dalam operasi penyelamatan yang dilakukan pada malam hari berkat fotonya.
METRO | HARARE24 | INDAH P.