Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beginilah Cara Mencetak Pianis Hebat Seperti Joey Alexander

image-gnews
Pianis cilik Joey Alexander Sila bermain piano diiringi oleh Donny Sundjoyo (Double Bass) di Serambi Jazz Goethe Haus, Jakarta, Kamis (29/8). TEMPO/Nurdiansah
Pianis cilik Joey Alexander Sila bermain piano diiringi oleh Donny Sundjoyo (Double Bass) di Serambi Jazz Goethe Haus, Jakarta, Kamis (29/8). TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak cara mencetak musisi hebat seperti Joey Alexander, Jennifer Chrysanta Salim, atau Michael ANthoney. Pianis Ananda Sukarlan membeberkan tipsnya. Pianis senior Ananda Sukarlan mengatakan, metode mengajar anak-anak berbakat musik adalah haram hukumnya bila monoton, apalagi terlalu mengacu pada buku. Itulah sebabnya, dalam tiga jilid modul piano klasik untuk anak bikinannya, Alicia’s Piano Book, Ananda memilih taktik yang berbeda. Ia menghadirkan nomor-nomor menyenangkan yang tak bakal membuat bocah bosan. Misalnya lagu yang bercerita soal matahari terbenam, lari pagi, dan anjing pudel. Buku yang ia tulis sejak 10 tahun lalu itu dibikin berdasarkan pengalamannya mengajarkan piano kepada Alicia, putrinya.

Menurut Ananda, yang mengenalkan piano kepada Alicia saat usia si anak 5 tahun, banyak orang tua maupun guru les yang terlalu keras membenamkan ilmu musik klasik pada anak. Akibatnya, anak cenderung bosan dan memberontak. Yang parahnya bisa sampai ngambek dan kapok belajar musik klasik. Hal itulah yang ia hindari saat mengajarkan musik klasik kepada Alicia dan murid lainnya. “Saya tinggal di Bilbao, Spanyol, yang tekanan pada anak cukup besar. Tapi saya enggak memaksa Alicia. Kalau sekarang dia enggak les piano lagi, enggak masalah,” katanya pada Senin sore lalu. (Baca: Menjadi Pianis Hebat Seperti Joey Alexander Tak Harus Les Piano)

Pengajar di Yayasan Musik Sastra Indonesia, sekolah musik klasik untuk anak-anak kurang mampu, itu tak mau Alicia kehilangan minat total pada musik jika ia sebagai orang tua terlalu berambisi memaksakan keinginannya. Dari pengalaman Ananda selama ini, hal itu akan berimplikasi negatif pada minat bermusik anak. “Selama ini banyak yang salah didik soal musik, hingga akhirnya banyak anak yang belasan tahun lalu tampak berbakat, sekarang enggak minat musik klasik lagi,” kata dia.

Kesalahan orang tua lainnya adalah kecenderungan mereka tak sabar mengajarkan musik klasik kepada anak. Ananda melihat banyak orang tua yang berpikir bahwa waktu beberapa bulan saja mestinya cukup bagi si anak untuk jago bermain piano klasik. Jika dalam jangka waktu singkat si anak belum mahir, sebagian orang tua menimpakan kesalahan pada sekolah musik. Pemikiran itu dianggap Ananda ngawur, karena kemampuan anak menyerap musik klasik berbeda. (Baca: Apa Kata Media Asing Soal Bocah Ajaib Joey Alexander)

Ia sendiri contohnya. Saat kecil, dia tidak terlihat berbakat pada bidang musik klasik. Bahkan Ananda pernah dikeluarkan dari sebuah sekolah musik karena dianggap tak berbakat akibat “nakal” mengganti komposisi yang sudah ada pada partitur. “Makanya saya bilang, membaca bakat anak itu tidak bisa dalam sekejap. Ada yang langsung kelihatan, tapi ada juga yang memang proses belajarnya lama,” kata dia.

Guru piano klasik Jennifer di JCOM, Iswargia Renardi Sudarno, yang akrab disapa Lendi, sepakat soal itu. Ia mengatakan, kemampuan anak secara sekilas memang terbaca saat audisi. Namun hal itu sebaiknya tak dijadikan satu-satunya patokan untuk mendeteksi kemampuan bermusik seorang anak. Dalam perkembangannya, kemampuan bermusik seseorang juga dipengaruhi faktor ketelatenan. “Ada yang namanya seleksi alam. Banyak anak pada akhirnya frustrasi, bosan, dan hilang ketertarikan pada musik karena banyak hal,” katanya. (Baca juga: Inilah Sosok Joey Alexander Pianis Cilik Indonesia yang Masuk New York Times)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Hilangnya” anak-anak berbakat musik klasik setelah mereka beranjak dewasa, menurut Ivana, juga disebabkan aliran musik ini belum diapresiasi positif di Indonesia. Ujung-ujungnya pun, jika si anak memutuskan tetap bermusik ketika remaja, mereka pindah aliran ke musik pop atau lainnya. Hal itu dinilai Ivana tak mengherankan, karena memang karier musik pop lebih menjanjikan di Indonesia.

Ivana, yang juga konsultan psikologi pengasuhan, melihat ketiadaan dukungan lingkungan, baik itu keluarga, teman, sekolah, maupun tempat les, membuat seorang anak setengah-setengah berlatih musik klasik. Dalam perkembangannya, si anak juga lambat-laun sadar dan mulai mencari tahu keinginannya. “Seiring bertambahnya usia, seorang anak akan mulai bertanya pada dirinya sendiri, benar enggak sih dia menginginkan ini. Atau, jangan-jangan musik hanya bentuk kepatuhannya pada orang tua,” kata perempuan yang belajar piano klasik sejak usia tiga tahun ini.

Pentingnya dukungan orang tua juga disadari Fara. Itulah sebabnya, ia tak mau memaksa Joey Alexander bermain musik, apalagi sampai menuntun anaknya meraup semua tawaran pentas. “Kalau orang tua lain nyodor-nyodorin anaknya biar tampil, saya malah sebisa mungkin membatasi. Joey masih kecil. Kasihan kalau mesti ke sana-sini. Kalaupun dia kemarin ikut kompetisi, itu karena enggak sengaja. Mengalir sajalah, biar enggak memberatkan dia,” ujarnya.

Joey Alexander sendiri dengan nada mantap menyatakan, dia ingin suatu hari nanti jadi pianis jazz sehebat idolanya, Hancock. Itulah sebabnya, ia memilih bersekolah di rumah alias home schooling agar serius berlatih musik. “Orang bilang saya masih kecil, tapi saya tidak jadikan itu beban. Yang penting, saya main musik pakai hati, jadi diri sendiri, dan kerja keras,” katanya. “Pokoknya, saat besar nanti, saya tetap mau jadi pianis jazz. Enggak mau lainnya.”

ISMA SAVITRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

10 hari lalu

Penampilan Adam Levine di Super Bowl/USA Today
45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

12 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

14 hari lalu

Ilustrasi senam aerobic. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda
Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.


Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

15 hari lalu

Adrie Subono. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.


Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

21 hari lalu

Penampilan Jaafar Jackson yang berperan sebagai Michael Jackson dalam film MIchael. Diabadikan oleh fotografer Kevin Mazur. Instagram.com/@antoinefuquaJaafar Jackson. Instagram.com/@antoinefuqua
Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

Pemeran Michael Jackson dalam film biopik Michael akan diperankan keponakannya, Jaafar Jackson. Ini profil anak Jermaine Jackson itu.


Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

22 hari lalu

Logo Adobe
Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

Menyaingi penerjemahan teks menjadi gambar, Adobe memberikan teknologi AI yang bisa mengubah teks menjadi musik.


Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

30 hari lalu

Nathania Karina atau yang akrab disapa Nia, akan menjadi konduktor  Gita Bahana Nusantara (GBN) dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Foto : Kemendikbud
Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

Kemendikbudristek menilai GBN adalah representasi Indonesia mini, artikulasi musikal dalam sebuah ekspresi kultural.


Seleksi Timnas U-16, Nova Arianto Pasang Music Box untuk Atasi Kecemasan Para Pemain

30 hari lalu

Suasana latihan timnas U-16 Indonesia di Lapangan A Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Randy
Seleksi Timnas U-16, Nova Arianto Pasang Music Box untuk Atasi Kecemasan Para Pemain

Nova Arianto berharap diputarnya musik saat latihan dapat membuat calon pemain timnas U-16 Indonesia lebih rileks.


Forum Komponis Muda Sumatera Barat Gelar Pertunjukan Bertajuk Buni-bunian

33 hari lalu

Pertunjukan musik FKM dengan judul Buni-bunian #3 di Kota Padang pada 21 Februari 2024. Foto FKM Sumbar.
Forum Komponis Muda Sumatera Barat Gelar Pertunjukan Bertajuk Buni-bunian

Gelaran Buni-bunian ke-3 menampilkan empat komponis muda berbakat asal Padang, Solok dan Padang Panjang.


Hindia akan Berkunjung ke Jepang Memperkenalkan Musiknya

48 hari lalu

Baskara Putra alias Hindia. Foto: Meidiana Tahir
Hindia akan Berkunjung ke Jepang Memperkenalkan Musiknya

Hindia akan memperkenalkan musiknya di Jepang pada 20 Februari sampai 26 Februari 2024