TEMPO.CO, Langkawi - Ribuan pengungsi Rohingnya dan Bangladesh kembali harus tinggal di lautan lepas setelah Malaysia memerintahkan dua kapal yang ditumpangi ratusan orang mundur dari perairan mereka.
Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Wan Junaidi mengatakan sekitar 500 orang berada di kapal yang ditemukan pada Rabu, 13 Mei 2015, di lepas pantai utara negara bagian Penang. Ini tiga hari setelah lebih dari seribu pengungsi mendarat di Pulau Langkawi. Setelah diberi beberapa perlengkapan mereka diminta meninggalkan perairan Malaysia.
"Apa yang dapat kami lakukan?" kata Junaidi. "Kami telah sangat baik untuk orang-orang tersebut yang telah masuk ke perbatasan kami. Kami telah memperlakukan mereka secara manusiawi tetapi mereka tidak dapat memenuhi pantai kami seperti ini."
"Kami harus mengirim pesan bahwa mereka tidak diterima di sini," ujar Junaidi menambahkan.
Menurut dua pejabat Malaysia, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa perahu lain yang membawa sekitar 300 pengungsi dekat Pulau Langkawi juga telah diminta untuk meninggalkan tempat itu Rabu malam, 13 Mei 2015.
Badan Pengungsi PBB mengatakan dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 120 ribu muslim Rohingnya telah menaiki kapal dan melarikan diri ke negara-negara lain.
MECHOS DE LAROCHA | ABC NEWS