TEMPO.CO , Bandung: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil akhirnya memutuskan untuk tak bergabung dengan tim transisi yang dibentuk Kementerian Pemuda dan Olahraga. Keputusan itu ia pastikan setelah menimbang sejumlah risiko yang mungkin muncul jika ia bergabung dalam tim transisi.
Dia menolak tawaran tersebut dengan mengirimkan surat pengunduran diri pagi tadi. "Berada dalam tim transisi akan banyak menyita waktu saya sebagai wali kota. Saya masih punya setumpuk tugas untuk beresin Bandung," kata dia, saat dihubungi Tempo, Rabu, 13 Mei 2015.
Meski menolak tawaran Kemenpora, Emil--sapaan akrab Ridwan, berkomitmen untuk setia memberi gagasan pada tim transisi. "Saya siap dimintai saran, atau masukan soal persepakbolaan di Indonesia," ujar dia.
Sebelumnya, Emil mengundang tokoh sepakbola dan pemain Persib untuk memahami perkara Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) saat ini. Pertemuan itu ia lakukan pada Senin, 11 Mei 2015 lalu. Tokoh sepakbola yang ia undang di antaranya PSSI, bobotoh Persib, pesepakbola Persib, dan manajemen Persib.
Atas pertemuan itu, akhirnya Emil mempertimbangkan untuk tak masuk dalam tim, karena takut dinilai mengandung unsur politis. "Tapi saya dukung usaha reformasi pemerintah. Mafia memang harus diberantas," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengumumkan personel tim yang salah satu tugasnya mengambil alih kewenangan PSSI, yang telah dibekukan pada 17 April 2015. "Tim ini akan membenahi tata kelola sepak bola. Kami bahkan menyiapkan tagline, yaitu 'Indonesia Memanggil'," kata Imam Nahrawi mengawali sambutannya.
Ada 17 nama yang dilibatkan dalam Tim Transisi PSSI. Mereka akan berkumpul pekan depan guna membahas cetak biru sepak bola Indonesia yang telah disiapkan.
"Tim ini nantinya akan dibantu tim teknis. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada tim transisi untuk menentukan tim teknisnya," kata Menteri Imam Nahrawi. Selain Ridwan Kamil, PSSI pun memanggil Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo, mantan Pangdam Bukit Barisan Loedwijk Paulus, Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, dan mantan Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto.
PERSIANA GALIH