TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut baru saja menerima kapal perang jenis hidro-oseanografi buatan Prancis. Kapal perang yang diberi nama KRI Rigel 933 itu mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, hari ini, Jumat, 15 Mei 2015, setelah mengarungi samudera dari galangan kapal OCEA Les Sables d’Olonne, Prancis, Maret lalu.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi mengatakan KRI Rigel bakal menjadi tenaga baru bagi Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL. Ade menjelaskan, selain menjaga kedaulatan laut Indonesia, TNI AL juga punya tugas memetakan kondisi bawah laut.
"Peta bawah laut itu sangat diperlukan untuk navigasi pelayaran di Indonesia," ucap Ade kepada wartawan di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2015.
Jika sebuah kapal tak melengkapi diri dengan peta bawah laut, kapal tersebut berisiko mengalami berbagai kendala saat berlayar. Sebab, dasar laut Indonesia menyimpan banyak jebakan yang mampu mengandaskan kapal, seperti karang besar, bebatuan dasar laut, bangkai kapal, dan ranjau laut. Tentunya ranjau laut menjadi barang yang paling ditakuti. Sebab, ranjau sisa Perang Dunia I dan II itu memiliki daya ledak yang tinggi jika tersenggol kapal.
"Karena itu, peta dasar laut diperlukan para nakhoda kapal agar bisa menghindari rintangan-rintangan tersebut," ujar Ade.
Menurut Ade, Angkatan Laut punya program kerja pembaruan peta dasar laut setiap tahun. Dia beralasan, kondisi dasar laut bisa berubah sewaktu-waktu. Sebagai contoh, kondisi perairan sekitar pantai yang direklamasi. Selain itu, kapal yang karam setiap tahun juga perlu dimasukkan dalam peta dasar laut. "Proses up-date peta diperlukan untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan," tuturnya.
INDRA WIJAYA