TEMPO.CO , Jakarta: Dalam sepekan terakhir dua taksi Express dirampas. Kejadian pertama di kawasan Blok M pada Ahad, 10 Mei 2015, disusul pada Sabtu, 16 Mei 2015, di Kebon Jeruk.
"Kami sedang mengembangkan sistem pengaman tambahan untuk menjaga keselamatan pengemudi," kata Corporate Secretary PT Express Transindo Utama Tbk, Merry Anggraini kepada Tempo, Sabtu 16 Mei 2015.
Merry mengatakan ke depan akan ada sekat antara pengemudi dengan penumpang. "Sedang dicari sekat yang pas seperti apa dan bagaimana cara menempatkannya," kata Merry.
Akhir Desember 2015, kata dia, sekat ini akan mulai dipasang secara bertahap di unit taksi express.
Kejadian yang menimpa sopir taksi bernama Aswanda di Kebon Jeruk pada Ahad pukul 02.30 dini hari tercatat sebagai kasus perampasan kedua. Pelakunya adalah remaja berusia 16 tahun yang mengaku tidak bisa membayar ongkos taksi. Aksi keduanya dapat dihentikan setelah taksi bernomor lambung ED 0078 menabrak pembatas jalan di perempatan Srengseng.
Menurut Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Kebon Jeruk Ajun Komisaris Risris Priyatna, kedua pelaku menumpang dari Kemang, Jakarta Selatan, menuju ke Tangerang. Lalu di Jalan Perjuangan, Kebon Jeruk, keduanya meminta berhenti karena hendak menunggu temannya. Setelah 20 menit menunggu, korban bernama Aswanda diminta jalan oleh pelaku.
Setelah itu pelaku menjerat leher korban dari belakang dengan kain kacu Pramuka. Pelaku lainnya yang duduk di samping korban memukul kepala sehingga mengenai pelipis. "Korban keluar taksi lalu TPD langsung memegang alih kemudi," kata Risris. Aksi keduanya dapat dihentikan setelah taksi yang diambil-alih oleh TPD menabrak pembatas jalan di Srengseng.
Polsek Kebon Jeruk menyita satu kacu pramuka berwarna merah-putih, satu tongkat narsis terbuat dari stainless steel. Kondisi tongsis yang panjangnya sekitar satu meter tersebut patah menjadi tiga bagian. Polisi juga menyita taksi berwarna putih dengan nomor polisi B 1389 BTB ringsek di bagian depannya.
DINI PRAMITA