TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi meminta Komisi Pemberantasan Korupsi menelusuri rekam jejak calon anggota panitia seleksi pimpinan lembaga antirasuah itu. Namun, Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi mengatakan penelusuran sebaiknya dilakukan masyarakat.
"Sebaiknya justru publik yang melakukan penelusuran terhadap rekam jejak pansel pimpinan KPK," ujar Johan melalui pesan singkat, Selasa, 19 Mei 2015.
Menurut Johan, panitia seleksi KPK tentu kewenangan pemilihannya ada pada presiden, bukan di lembaga antirasuah tersebut.
Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK lainnya, Indriyanto Seno Adji, mengatakan keputusan untuk menelusuri rekam jejak itu akan dipertimbangkan dalam rapat pimpinan. Namun pembentukan panitia seleksi maupun personelnya menjadi domain penuh pemerintah. "Dan saya tidak berminat mencampuri nama-nama untuk keanggotaan pansel tersebut," kata Indriyanto.
Empat aktivis koalisi masyarakat sipil antikorupsi menyerahkan 12 nama calon panitia seleksi pemimpin KPK ke lembaga antirasuah. Mereka adalah Emerson Yuntho dan Lalola Easther dari Indonesia Corruption Watch, anggota Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Julius Ibrani, serta anggota Masyarakat Peduli Peradilan Universitas Indonesia Dio Azhar.
Dari dua belas nama itu, Emerson mengatakan Presiden Joko Widodo nantinya akan memilih delapan anggota panitia seleksi. Untuk memperoleh figur pimpinan KPK yang terbaik, ujar dia, maka sangat ditentukan oleh kualitas, integritas, dan kredibilitas dari anggota panitia seleksi.
"Supaya presiden tidak terjebak dan menggantungkan informasi sesat dari satu pihak saja, maka KPK sebagai institusi yang berkepentingan sebaiknya dapat proaktif memberikan masukan mengenai rekam jejak calon anggota pansel," ujar Emerson.
Kedua belas nama yang disebut-sebut masuk calon panitia seleksi itu adalah Saldi Isra, Zainal Arifin Mochtar, Jimly Asshidiqie, Tumpak Panggabean Hatorangan, Refly Harun, Erry Riyana Hardjapamekas. Serta Oegroseno, Romli Atmasasmita, Margarito Kamis, Chairul Huda, Imam Prasodjo, dan Abdullah Hehamahua.
LINDA TRIANITA