TEMPO.CO, Manila - Filipina memberikan sinyal siap menampung ribuan pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh yang terdampar di perairan Asia. Dengan demikian, Filipina menjadi negara anggota ASEAN yang pertama menawarkan tempat penampungan setelah hampir semua tetangganya menolak wilayah mereka dimasuki para pengungsi.
"Filipina telah memperluas bantuan kemanusiaan untuk 'manusia perahu'. Kami akan terus melakukan bagian kami dalam menyelamatkan nyawa di bawah mekanisme yang ada sesuai dengan komitmen kami atas Konvensi PBB," kata Herminio Coloma, juru bicara Presiden Filipina Benigno Aquino.
Sikap ini diambil untuk merespons laporan media lokal yang menyebutkan Filipina pun akan menolak kapal yang membawa sekitar 8.000 pengungsi. Seperti dilansir Guardian, para pengungsi yang saat ini berada di wilayah laut Andalan harus menempuh perjalanan sangat panjang. Bahkan tidak mungkin bisa sampai ke Filipina dengan kapal reyot, sedikit makanan dan bahan bakar.
Namun sikap Filipina itu dapat menjadi kebijakan terobosan dalam menghadapi krisis yang telah membuat nasib hampir 3.000 pengungsi Rohingya di Myanmar dan Bangladesh terkatung-katung di laut.
"Ini adalah tanda harapan. Kami berharap pemerintah di wilayah tersebut akan melakukan hal yang sama," kata seorang juru bicara Organisasi Internasional untuk Pengungsi, Joe Lowry. Dia juga mencoba menggugah Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang masih berkeras menolak para pengungsi.
THE GUARDIAN | MECHOS DE LAROCHA