TEMPO.CO, Mojokerto - Sejumlah kelompok masyarakat di Indonesia menggalang dana dan pakaian layak pakai bagi pengungsi etnis muslim Rohingya yang terdampar di Aceh. Solidaritas itu datang dari sejumlah orang di Kota Mojokerto dan Kabupaten Jombang.
“Saya dan kawan-kawan sedang mengumpulkan pakaian layak pakai bagi pengungsi Rohingya,” kata salah satu warga Kota Mojokerto, Ongky Yoga, Rabu, 19 Mei 2015. Sebagai tahap pertama, ratusan potong pakaian layak pakai sudah dikirim ke Aceh. “Sebanyak tiga karung pakaian sudah kami kirim,” katanya. Kegiatan penggalangan pakaian layak pakai ini, menurutnya, sebagai wujud solidaritas atas penderitaan pengungsi Rohingya.
Komunitas pecinta Gus Dur atau Jaringan Gus Durian juga menggalang dana untuk pengungsi Rohingya melalui program Gus Durian Peduli Rohingya. “Gus Durian membuka jalur donasi melalui rekening BCA nomor 6550020333 atas nama Yayasan KH Abdurahman Wahid,” kata Koordinator Jaringan Gus Durian Jawa Timur, Aan Anshori.
Gus Durian juga mendesak pemerintah Indonesia berperan aktif ikut menyelesaikan konflik di Myanmar antara etnis minoritas muslim Rohingya dan etnis mayoritas di Myanmar yang beragama Buddha.
Berdasarkan sejumlah sumber, etnis muslim Rohingya sudah ada di abad ke-7 sebelum Myanmar jadi negara merdeka karena dijajah Inggris. Waktu itu etnis muslim Rohingya hidup di masa Kerajaan Arakan. Setelah Myanmar yang kala itu bernama Burma merdeka tahun 1948, sejak saat itu etnis Rohingya tidak diakui sebagai etnis yang ada di Burma. Etnis muslim Rohingya selama puluhan tahun mengalami diskriminasi dari negara dan etnis mayoritas yang beragama Buddha.
Selain diskriminasi etnis, pemicu konflik lainnya adalah kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan orang Rohingya pada gadis beragama Buddha tahun 2012. Konflik antara etnis Rohingya dan etnis beragama Budha akhirnya meluas hingga sekarang akibat kasus tersebut.
Akhirnya banyak orang Rohingya memilih keluar dari Myanmar dan bermigrasi secara ilegal ke sejumlah negara. Baru-baru ini ratusan orang Rohingnya yang hendak ke Malaysia terdampar di Aceh dan diselamatkan nelayan setempat. “Para pengungsi Rohingya wajib dibantu karena alasan kemanusiaan, bukan alasan lain,” kata Aan. Pemerintah Indonesia secara bertahap memulangkan pengungsi Rohingya bekerja sama dengan pemerintah Myanmar.
ISHOMUDDIN