TEMPO.CO, Riyadh - Jika Anda penyuka jalan-jalan dan tidak takut dengan sedikit darah, mungkin ini jenis pekerjaan yang cocok untuk Anda.
Arab Saudi sedang mencari delapan algojo baru setelah meningkatnya jumlah putusan hukuman pidana mati.
Lowongan yang diiklankan di situs pegawai negeri itu menyebutkan tidak ada kebutuhan untuk kualifikasi khusus. Pelamar yang lolos seleksi akan 'mengeksekusi hukuman mati'.
Sebagai bonus kecil Anda akan dapat melakukan amputasi pada orang-orang yang dihukum karena kejahatan keji itu. Sayangnya, Anda akan mendapat upah di bawah standar minimum.
Arab Saudi menduduki peringkat nomor tiga di dunia setelah Cina dan Iran dalam jumlah putusan pidana mati mati. Jumlahnya sedikit lebih banyak ketimbang Irak dan Amerika Serikat.
Metode hukuman mati biasanya dieksekusi pancung di depan khalayak. Tahun lalu 88 orang dieksekusi sesuai dengan catatan pemerintah Arab Saudi. Namun, data Amnesty International menyebutkan ada 90 pidana mati. Sedikitnya 85 orang sudah dieksekusi tahun ini.
Sebagian terpidana dieksekusi karena kasus pembunuhan, sedangkan 38 orang terlibat kasus narkoba, kata HRW. Sekitar setengah jumlah terpidana adalah warga Saudi dan lainnya berasal dari Pakistan, Yaman, Suriah, Yordania, India, Indonesia, Burma, Chad, Eritrea, Filipina, dan Sudan.
Pemerintah Saudi tidak mengatakan alasan jumlah eksekusi meningkat begitu pesat, namun para diplomat berspekulasi meningkatnya angka itu lantaran semakin banyak pengangkatan para hakim, yang memungkinkan banyak upaya banding dapat diselesaikan.
Formulir aplikasi untuk lowongan algojo sudah dapat diunduh dengan format PDF. Situs tersebut menyatakan pekerjaan ini diklasifikasikan sebagai 'bidang keagamaan' dan mereka akan diupah di bawah standar gaji pegawai negeri.
METRO.CO.UK | BC