TEMPO.CO, Lumajang - Rencana Kementerian Perdagangan membuka keran impor sapi diperkirakan mempengaruhi margin keuntungan yang bakal diraup pedagang sapi lokal. "Agak berpengaruh. Masyarakat peternak menunggu-nunggu ketika menjelang Ramadan dan Idul Fitri ada peningkatan harga ternak sapi menyusul lonjakan permintaan daging sapi," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang Gatot Subiyantoro, Kamis, 21 Mei 2015.
Menurut Gatot, impor sapi akan bisa menekan harga. "Jika harapannya mendapat untung banyak, karena ada impor, keuntungannya bakal berkurang saat itu," ujar Gatot.
Dia mengatakan, setiap menghadapi bulan Ramadan, Lebaran, atau Hari Raya Idul Adha, terjadi pengiriman sapi besar-besaran dari daerah ke Jakarta. "Bisa sampai 11 ribu ekor. Padahal, per tahun, pengiriman ke Jakarta 23 ribu ekor sapi," tuturnya.
Harga sapi saat ini masih stabil, berada pada kisaran Rp 19-20 juta per potong. Untuk daging atau karkas, per potong bisa 50 persen dari berat hidup untuk hewan ternak yang baik. "Jadi, kalau berat hidup sekitar 350 kilogram, berarti berat karkasnya sekitar 175 kilogram," ucapnya.
Gatot mengatakan target kenaikan harga, kalau tidak ada impor, bisa 15 persen. "Akan berkurang menjadi 7,5-10 persen ketika keran impor dibuka," ujarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik, populasi ternak sapi di Kabupaten Lumajang saat ini tercatat 170 ribu ekor. Untuk Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Lumajang masuk 12 besar dengan jumlah populasi terbanyak.
"Kami terus berupaya mendorong produktivitas ternak dengan target peningkatan pertambahan berat sapi per ekor," dia menjelaskan. Caranya dengan terus melakukan pembinaan terhadap para peternak.
Seperti diberitakan, Kementerian Perdagangan berencana membuka keran impor sebanyak 279 ribu ekor sapi yang terdiri atas sapi bakalan 250 ribu ekor dan sapi siap potong 29 ribu ekor. Kementerian juga akan membuka keran impor daging jenis secondary meat kepada BUMN yang ditunjuk. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan harga daging sapi saat bulan Ramadan dan Lebaran nanti.
DAVID PRIYASIDHARTA