TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara sempat ricuh. Penyebabnya, demonstran membakar keranda pada sore hari, sekitar pukul 17.00 WIB.
Para mahasiswa itu menyalatkan keranda yang dianggap sebagai simbol matinya keadilan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Usai salat, keranda itu dibakar. Api menjalar cepat karena keranda terbuat dari kayu dan kain.
Polisi yang menganggap pembakaran keranda tersebut berbahaya lantas berupaya untuk memadamkannya. Namun mahasiswa menolak. Mereka berupaya untuk membakar habis keranda tersebut. Alhasil aksi saling dorong antara polisi dan mahasiswa tak terhindarkan. "Kayunya banyak dan apinya sudah terlalu tinggi, maka kami wajib mencegahnya," ujar Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Hendro Pandowo.
Polisi lantas berupaya untuk menangkap seorang mahasiswa yang diduga terus memprovokasi keadaan. Tak lama, polisi pun kemudian melepaskan mahasiswa tersebut dan kondisi kembali normal.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia membentuk barikade. Mahasiswa tampak berupaya melindungi sang mahasiswi dan berupaya agar kericuhan tak menjalar di barisan mereka.
Dalam demonstrasi di depan Istana Negara tersebut, mahasiswa menuntut untuk mengembalikan subsidi Bahan Bakar Minyak dan menasionalisasi Blok Mahakam dan PT Freeport Indonesia. Polisi menutup Jalan Medan Merdeka Utara.
GANGSAR PARIKESIT