TEMPO.CO, Jakarta - Ahli teknologi informasi lulusan Institut Teknologi Bandung dan mantan Presiden Direktur PT IBM Indonesia, Betti Alisjahbana, tak terkejut saat namanya diumumkan Presiden Joko Widodo sebagai anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantaan Korupsi, Kamis pagi, 21 Mei 2015.
Betti sudah tahu sehari sebelumnya bahwa namanya disodorkan kepada Jokowi. "Kemarin siang, staf khusus Sekretaris Kabinet menelepon saya. Ia bertanya mengenai kesediaan saya terlibat di Panitia Seleksi KPK," kata Betti kepada Tempo saat dihubungi, Kamis, 21 Mei 2015.
Tanpa pikir panjang, Betti menyatakan siap dan bersedia. Toh, dia merasa pengajuan namanya baru sebatas usulan kepada Presiden. Namun telepon dari staf khusus itu bukan satu-satunya. Lembaga swadaya masyarakat pegiat antikorupsi Indonesia Corruption Watch juga menghubungi Betti.
"ICW siap memberikan data rekam jejak. Mereka bilang kontribusi itu pernah dilakukan pada periode pimpinan KPK sebelumnya," ujar Betti.
Meskipun seperti serba-mendadak, Betti sudah punya standardisasi calon pimpinan KPK versinya. Ia ingin sosok berintegritas, independen, bisa menjalankan tugas dengan baik, dan tak kalah penting, "Dia harus punya nyali dan pengetahuan," tuturnya.
Saat Betti ditanya apakah semua kriteria itu dimiliki Busyro Muqoddas, eks pemimpin KPK yang mengajukan diri lagi menjadi pemimpin KPK, Betti enggan berkomentar. "Sebaiknya saya tak mengatakan penilaian saya sekarang," ucapnya.
Betti berharap hasil kerja panitia seleksi bisa menghasilkan calon pimpinan KPK yang tulen. Soalnya, tak semua nama yang lolos seleksi akan terpilih karena lima orang yang bakal memimpin KPK ditunjuk Dewan Perwakilan Rakyat. "Supaya tak ada orang yang diselundupkan, ya, kami hanya meloloskan yang terbaik," ujarnya.
MUHAMAD RIZKI