TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Noor Aman membeberkan alasan lain pihaknya belum merekomendasikan penyelenggaraan kompetisi pramusim Liga Indonesia. Menurut Noor, ada dugaan PT Liga Indonesia berupaya menyeret lembaganya agar mengakui Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dibekukan pemerintah.
"Karena dalam surat permohonan yang diajukan PT Liga hanya ditembuskan kepada Exco (anggota Komite Eksekutif) PSSI," kata Noor melalui sambungan telepon, Rabu, 21 Mei 2015.
Noor menuturkan tembusan itu menegaskan bahwa PT Liga lebih dahulu meminta izin penyelenggaraan kompetisi kepada PSSI sebelum mengajukan permohonan ke BOPI. Padahal izin induk cabang sepak bola harusnya berasal dari Tim Transisi, tim bentukan pemerintah yang menggantikan tugas PSSI. "Nah, kalau kami keluarkan rekomendasi, sama saja melegitimasi PSSI," ucapnya.
PT Liga selaku penyelenggara akhirnya membatalkan kompetisi pramusim yang seharusnya digelar akhir Mei 2015. Alasannya adalah mereka tak kunjung mendapat rekomendasi bermain dari BOPI. Jadi penyelenggara kompetisi kembali terjebak dalam ketidakpastian waktu pelaksanaan.
Kompetisi pramusim tercetus dalam hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Liga Indonesia pada 13 Mei 2015. Kompetisi ini akan diikuti semua klub Liga Indonesia untuk mengisi kekosongan waktu. Sebab, Liga Indonesia yang dihentikan sejak April lalu baru akan dimulai lagi September mendatang.
Noor menuturkan lembaganya jelas-jelas sudah tak mengakui PSSI lantaran dibekukan pemerintah. Jadi PT Liga disarankan lebih dulu berkoordinasi dengan Tim Transisi kemudian kembali mengajukan permohonan rekomendasi kompetisi. "Tapi baru disarankan begitu, eh, kompetisi pramusim dibatalkan," katanya.
Noor menambahkan, masalah lain yang bakal dihadapi lembaganya bila memberikan rekomendasi adalah memberikan kewenangan PSSI kembali menunda laga. Hal itu sudah ditunjukkan PSSI saat menghentikan Liga Indonesia pada April lalu. Kala itu, BOPI yang mendesak agar kompetisi itu dilanjutkan tak bisa berbuat banyak. Sebab, posisi PSSI sebagai induk olahraga cukup kuat. "Kami tidak mau itu kembali terulang," katanya.
TRI SUHARMAN