TEMPO.CO, Jakarta - Kum Geltu, 27 tahun, mendatangi Kepolisian Sektor Cengkareng Kamis siang, 21 Mei 2015, sambil terus memeluk tas punggungnya. Ia rela datang ke Polsek di jam kerja karena hendak melaporkan Wawai Bridal.
Sepekan lagi, tepatnya 30 Mei 2015, Kum dan pasangannya bernama Happy akan menikah. Mereka mempercayakan urusan krusial dalam resepsi pernikahan, seperti gedung, bridal, catering, dan undangan pada wedding organizer yang mereka kenal dari seorang teman, Wawai Bride. Mereka semakin percaya lantaran nama Wawai Bridal dikenal dengan reputasi yang baik di berbagai forum dunia maya.
Kebahagiaan pasangan ini berubah menjadi kepanikan ketika mendapat kabar sang pemilik, Bulan Sri Wulan Sibarani dan Ali Mahmudin, kabur sejak Ahad, 17 Mei 2015. Pasangan ini sudah membayar Rp 35 juta ke Wawai untuk keperluan resepsi nanti. "Padahal itu dari gaji dan THR saya sama Happy waktu Desember lalu. Saat Natal, kami rela kekeringan untuk keperluan nikah nanti," kata Kum saat Tempo temui di lantai dua Polsek Cengkareng.
Kum menceritakan awalnya membayar uang muka sebesar Rp 2 juta ke Wawai sebagai tanda jadi. Ia mengatakan pemilik Wawai bernama Wulan, seringkali meminta pembayaran dipercepat dengan janji macam-macam bonus; bulan madu gratis di Bali, tambahan menu katering, dan tambahan souvenir. Pasangan ini menguras tabungan dan juga meminjam kantor masing-masing untuk membayar sejumlah Rp 35 juta atau 75 persen dari total biaya.
Untuk membayar Wawai, dia tak memiliki tabungan lagi. Begitu pula dengan calon istrinya. Jika korban Wawai lainnya memutuskan hanya melaksanakan pemberkatan saja, ia tak bisa. Ia tak kuat menanggung malu karena undangan sudah terlanjur disebar. Beruntung pasangan ini punya rekan kerja yang baik.
"Kami diberi pinjaman dengan tanpa batas waktu, mereka tidak menuntut kami harus kembalikan tanggal sekian. Kami juga dapat pinjaman dari kantor," kata Kum.
Kum adalah satu dari 63 korban penipuan Wawai. Kanit Reskrim Polsek Cengkareng Tosriadi Jamal mengatakan wedding organizer yang beralamat di Puri Gardena Blok S1 45 ini menimbulkan kerugian Rp 1,6 miliar (baru terdeteksi). Modus yang dilakukan adalah menawari gedung, catering, gaun dengan tarif Rp 40-120 juta.
"Korbannya puluhan dan kerugiannya besar karena ada yang menikahnya 2016 sudah dilunasi saat ini karena tergiur iming-iming bonus macam-macam," kata dia.
Di Polsek, Kum bertemu dengan puluhan korban lainnya. Kum bercerita ada pasangan yang mengalami peristiwa lebih tragis karena pasangan penipu tersebut kabur di hari H pernikahannya. "Akhirnya pasangan itu cuma bisa melakukan pemberkatan saja. Saya tidak bisa membayangkan rasa malu dan frustasi yang dialami," ujar Kum. Kum juga bersyukur sebab ada pasangan lainnya yang sudah membayar lunas senilai Rp 120 juta.
Kum datang ke polsek dan berharap polisi tak mengabaikan aduan puluhan pasangan ini. Sebuah map yang berisi dokumen dan bukti pembayaran jadi senjatanya kini. Ia tahu sulit untuk membuat uangnya kembali. Tetapi ia berharap polisi mampu menangkap pasangan suami istri penipu tersebut demi rasa keadilan.
DINI PRAMITA