TEMPO.CO , Jakarta:Praktisi kesehatan dari Universitas Indonesia, dokter Ari Fahrial Syam, mengatakan zat phthalate yang terkadung dalam beras plastik dapat mengganggu sistem reproduksi pada wanita. Menurut Ari, zat ini bisa menimbulkan permasalahan pada menstruasi wanita usia produktif.
"Bahkan pada satu penelitian pada manusia di mana ditemukan kadar yang tinggi zat ini pada urin ibu yang baru melahirkan ternyata pada bayinya ditemukan skrotum dan penis yang kecil," kata Ari dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat 22 Mei.
Baca Juga:
Hal ini membuktikan bahwa phthalat bisa menembus plasenta sehingga akan berbahaya pada janin jika dikonsumsi berlebihan pada ibu hamil. "Selain berbahaya untuk janin ternyata zat ini juga dapat ditemukan pada air susu ibu sehingga juga berbahaya untuk ibu menyusui, " kata Ari yang dikonfirmasi Tempo via pesan instan.
Ari mengatakan harus dilakukan penyelidikan yang intensif dan tindakan tegas atas beras plastik yang memberikan dampak akut dan kronis. "Mengingat nasi merupakan makanan pokok kita, pasti akan dikonsumsi rata-rata 3 kali dalam sehari oleh masyarakat kita."
Sehingga, kata Ari, kita bisa melihat berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh kita kalau ternyata nasi yang kita konsumsi 3 kali sehari ini berasal dari beras plastik.
Sebelumnya Sucofindo menyebutkan beras palsu yang ditemukan di Bekasi tersebut mengandung bahan pembuat plastik yaitu Benzyl Butyl Phthalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phthalate (DEHP) dan Diisononyl Phthalate (DNIP).
MARTHA WARTA SILABAN