BISNIS.COM, Jakarta - Untuk menekan angka kematian ibu (AKI) melahirkan, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menginisiasi gerakan masyarakat melalui program revitalisasi posyandu.
Dalam menjalankan program ini, PKBI bekerja sama dengan Chevron menyelenggarakan program Capacity Building to Enhance Posyandu Service (CAPS) di sembilan desa di Jawa Barat, Riau, dan Kalimantan Timur.
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Pusdatin) 2014, faktor yang menyebabkan AKI tinggi adalah perdarahan 30,3 persen, hipertensi 27,1 persen, infeksi 7,3 persen, dan lain-lain 40,8 persen. Penyebab lain-lain yang dimaksud adalah penyakit yang diderita ibu saat hamil, di antaranya kanter, jantung, ginjal, dan tuberkulosis.
Program revitalisasi posyandu PKBI-Chevron ini diluncurkan bertepatan dengan kegiatan The 39th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition, yang berlangsung pada 20-22 Mei 2015.
Direktur Eksekutif PKBI Inang Winarso mengungkapkan partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam melindungi setiap ibu hamil dari risiko kematian. Salah satunya dengan cara merevitalisasi posyandu.
“Melalui posyandu, masyarakat membuktikan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pemantauan kesehatan ibu dan anak. Jadi, jika ada masalah dengan kesehatan ibu dan bayi, segera dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit,” ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Jumat, 22 Mei 2015.
Revitalisasi posyandu ini menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat yang secara langsung melibatkan kader-kader posyandu. Selain itu, kader akan mendapatkan penguatan pada bidang pengembangan usaha ekonomi bersama guna membantu posyandu menjadi lebih mandiri.
Ada beberapa daerah binaan program revitalisasi posyandu yang tersebar di Provinsi Riau, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur. Daerah tersebut antara lain Bengkalis, Rokan Hilir, Siak, Kampar, Dumai, Pekanbaru, Garut, dan Kutai Kartanegara.