TEMPO.CO, Jakarta - Rahung Nasution, 39 tahun, mengatakan sebelum Jopi Peranginangin tewas ditusuk, dia bersama Jopi sempat menonton konser band asal Bali, Navicula, di kafe Paviliun 28, Jakarta Selatan. Kebetulan, kata Rahung, Jumat sore kemarin, 22 Mei 2015, Navicula meluncurkan albumnya yang ke-8 di Paviliun 28.
"Pukul 17.00 sore kami kontak-kontakan lewat Twitter," kata Rahung yang punya akun Twitter @rahung, di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Sabtu, 23 Mei 2015.
Rahung termasuk salah satu pesohor atau selebtweet dan punya 22 ribu pengikut. Rahung mengaku kenal dengan Jopi sejak masih sama-sama aktif di organisasi Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi beberapa tahun lalu.
Awalnya, kata Rahung, dia dan Jopi bersama beberapa kawannya menonton konser Navicula di Paviliun 28 sejak Jumat petang. Setelah nonton konser, kata Rahung, dia rencananya mengajak Jopi nongkrong ke Mely's Cafe di Kebon Sirih, Jakarta Pusat. "Saya janji sebelumnya mau ajak dia nongkrong," kata Rahung.
Namun Jopi justru mengajak Rahung nongkrong di Les Mollucans Cafe, Kemang, Jakarta Selatan. Kebetulan di Les Moluccans sudah ada beberapa teman Jopi yang menunggu. Masuk ke Mollucans sekitar pukul 23.00 WIB, mereka kemudian berlanjut nongkrong di Venue Kemang mulai pukul 02.00 WIB.
"Sampai di Venue aku cari taksi dan pulang ke rumah," kata Rahung.
Sampai di rumah, kata Rahung, dia tertidur dan handphone-nya mati. Baru pada Sabtu pagi tadi, pintu kamar Rahung digedor-gedor oleh temannya. Saat itulah Rahung dikabari kalau Jopi tewas ditusuk dan sudah berada di Kamar Jenazah RSPP Jakarta. "Enggak mungkin. Aku teriak-teriak, pakai baju, langsung ke sini (RSPP)," kata Rahung.
Aktivis Sawitwatch, Jopi Peranginangin, 39 tahun, tewas ditusuk di Venue Kemang, Jakarta Selatan, pagi tadi. Dari keterangan Label Mayat Polsek Metro Pasar Minggu Jakarta Selatan yang diikat di jempol kaki jenazah, Jopi tewas akibat luka tusuk pisau di punggung kanan pukul 06.00 WIB pagi tadi. Dari pengamatan Tempo, luka tusuk itu tembus ke dada. Tak ada luka memar selain luka tusuk itu.
KHAIRUL ANAM