TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan kekecewaannya kepada Bank DKI saat meresmikan pusat oleh-oleh dan kuliner Lenggang Jakarta di Monumen Nasional, Jakarta.
Menurut Ahok, kinerja Bank DKI tak mumpuni karena tak mampu menjadi mitra dalam transaksi non-tunai di acara Lenggang Jakarta. "Bank DKI ini payah," ucap Ahok saat memberikan sambutan, Jumat, 22 Mei 2015.
Pada kesempatan itu, Basuki malah memuji kinerja Bank Mandiri. Menurut Ahok, Bank Mandiri sanggup menyiapkan seluruh sarana penunjang transaksi non-tunai di Lenggang Jakarta hanya dalam waktu dua minggu. "Nah, Bank Mandiri bisa mengerjakan itu, menyiapkan sarana non-tunai dengan baik," tuturnya.
Ahok mengatakan ia mengupayakan transaksi non-tunai di Lenggang Jakarta untuk mengetahui keuntungan tiap pedagang. Menurut Ahok, pemerintah DKI tak akan ragu dalam memberikan bantuan kredit jika mengetahui keuangan pedagang.
"Dengan cara itu saya bisa memberikan modal PKL dengan kuat," tutur Ahok. "Saya berani turunkan kredit sebesar Rp 1 triliun kalau pengelolaannya jelas."
Dalam acara Lenggang Jakarta, terdapat 339 pedagang yang telah terdaftar di Dinas UMKM. Namun hingga saat ini baru 329 pedagang yang terverifikasi dan telah mendapatkan pelatihan.
Ahok mengakui jika harga makanan di acara Lenggang Jakarta lebih mahal ketimbang harga makanan yang dijual pedagang kaki lima. Namun harga tersebut, Ahok melanjutkan, masih lebih murah dibandingkan dengan produk yang sama yang dijajakan di mal.
"Jadi tak masalah harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan PKL lainnya. Itu merupakan salah satu cara untuk naik kelas," tutur Ahok.
GANGSAR PARIKESIT