TEMPO.CO, Jakarta - Kebutuhan semen di Provinsi Banten setara dengan 10,26 persen dari 1,03 juta ton kebutuhan Pulau Jawa dalam empat bulan terakhir. Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan total permintaan dari semua pulau di Indonesia berjumlah 10 juta ton. Jumlah ini susut sekitar 3 persen dari 10,31 juta ton secara year-on-year.
“Kebutuhan semen ini masih didominasi kebutuhan perumahan dan proyek, seperti pembangkit listrik, smelter, apartemen, dan perkantoran di kota-kota besar,” ujar Widodo kepada Bisnis, Jumat 22 Mei 2015.
Apabila ditarik periodesitas selama Januari-April 2015, Banten merupakan satu-satunya daerah yang kebutuhan semennya tumbuh di atas 2 persen (YoY), yakni sebesar 5,9 persen. Tapi, khusus pada bulan keempat dibandingkan April tahun lalu, ada Sumatera yang mengukir pertumbuhan 5,1 persen.
Ranta Suharta, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten menilai proyek swasta yang membuat kebutuhan semen tinggi.
“Proyek swasta ini ada properti, seperti perumahan. Tapi ada juga pembangunan infrastruktur jalan. Ini bisa saja bikin konsumsi semen di Banten naik,” tuturnya kepada Bisnis secara terpisah.
Data Badan Pusat Statistik Banten menyatakan, selama Januari-Maret tahun ini, investasi swasta yang masuk ke provinsi ini didominasi proyek-proyek lampau alias ekspansi bisnis dari perusahaan yang ada.
Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, selama triwulan pertama 2015, Banten meraup Rp 801,7 miliar penanaman modal dalam negeri dari 49 proyek. Adapun penanaman modal asing senilai US$ 490,5 juta dari 304 proyek.