TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim mengaku bangga dengan kemenangan tim TNI Angkatan Darat dalam kejuaraan tembak internasional di Australia, 20-23 Mei 2015. Dalam lomba Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) itu, kontingen TNI AD menggunakan senjata buatan PT Pindad.
"Ini bukti bahwa senjata buatan Pindad punya kualitas yang baik," kata Silmy ketika dihubungi Tempo, Minggu, 24 Mei 2015.
Dalam perlombaan tersebut, kontingen Indonesia berhasil mengungguli Australia dan Amerika Serikat dengan selisih yang sangat jauh. Perwakilan TNI AD berhasil menyabet 30 medali emas, 16 perak, dan 10 perunggu. Angkatan Darat Australia, yang duduk di posisi kedua, mengantongi 4 medali emas, 9 perak, dan 6 perunggu. Sedangkan perwakilan Amerika Serikat mendapat 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu di posisi ketiga.
Ada empat jenis senjata produksi Pindad yang dipakai tim TNI AD dalam perlombaan di Australia. Empat senjata itu adalah senapan serbu SS-2 V-4, pistol G-2, senapan mesin SM2, dan SM-3.
Menurut Silmy, kemenangan tersebut memberikan efek positif bagi Pindad. Di antaranya, nama Pindad akan semakin diperhitungkan sebagai produsen senjata terbaik.
Efek lain, TNI dan Kepolisian RI akan semakin percaya diri menggunakan produk Pindad dan industri pertahanan dalam negeri lain. "Efek terakhir, masyarakat pun bangga dengan Pindad," ujarnya.
Sampai saat ini, TNI dan Polri menjadi pembeli terbesar produk Pindad, dari senjata api, amunisi, hingga kendaraan tempur. Menurut Silmy, Pindad tidak akan berhenti berkreasi menghasilkan produk-produk pertahanan.
Dalam jangka pendek, Pindad akan memperkenalkan senapan terbaru mereka, SSX, yang menggunakan peluru kaliber 7,62. Selain itu, Pindad akan memproduksi amunisi kaliber besar, yakni 20-150 milimeter.
"Kami juga akan tawarkan berbagai produk Pindad ke kawasan Asia, Timur Tengah, sampai Afrika," tutur Silmy.
INDRA WIJAYA