TEMPO.CO, Belitung Timur - Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnam, yang berencana maju lagi dalam pemilihan kepala daerah pada Desember 2015, menyatakan tidak meminta kakaknya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menjadi juru kampanyenya.
"Dia fokus urus Jakarta saja. Kasihan Jakarta kalau dia tinggalkan. Saya tidak mau dia jadi juru kampanye saya. Nanti dibilang memanfaatkan kesempatan popularitas Ahok," ujar Basuri kepada Tempo, Selasa, 26 Mei 2015.
Menurut Basuri, sejauh ini, belum ada campur tangan Ahok dalam rencananya mencalonkan diri kembali sebagai Bupati Belitung Timur. Basuri memilih mengusahakan sendiri semua persiapannya maju dalam pilkada.
"Saya sudah mengambil formulir pendaftaran bakal calon bupati dari PDI Perjuangan, Partai Hanura, dan Partai NasDem. Semua saya lakukan sendiri tanpa saran apa pun dari saudara saya itu," ujarnya.
Basuri menegaskan belum mau menggunakan kendaraan politik Partai Golongan Karya, karena partai itu masih dilanda konflik internal. Dia hanya menunggu sampai ada keputusan yang jelas soal kepengurusan kubu mana yang sah, apakah Aburizal Bakrie atau Agung Laksono.
"Pilkada 2010, saya memang diusung Partai Golkar sebagai calon bupati. Namun tahun ini sepertinya belum tahu, karena masih ada konflik kepengurusan di pusat. Kalau sudah jelas dan ada persetujuan dewan pimpinan pusat dalam waktu dekat, baru saya maju dari Golkar," ucapnya.
Namun Basuri pesimistis bisa maju sebagai calon dari partai berlambang pohon beringin itu, mengingat Ketua Partai Golkar Bangka Belitung Hidayat Arsani sudah menyatakan tidak akan mendukung calon dari kubu Agung Laksono. Basuri sendiri merupakan kader Golkar yang pro-Agung.
"Kalau saya tidak didukung Golkar, berarti Hidayat Arsani lupa sejarah. Kan, saya juga yang dukung beliau sewaktu mencalonkan diri sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Bangka Belitung," ujar Basuri.
SERVIO MARANDA