TEMPO.CO, Kediri - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Agil Siradj menyatakan akan kembali maju dalam Muktamar NU ke-33, yang akan dilaksanakan di Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Agustus 2015.
Mendekati pelaksanaan Muktamar, Said rutin blusukan ke daerah. Selama dua hari terakhir, Said berada di Kediri. Acaranya antara lain menghadiri wisuda santri di Pondok Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo. Dia juga berkunjung ke kediaman Kiai Anwar Iskandar di Pondok Pesantren Al-Amin, Kecamatan Ngasinan, Kediri.
Ditemui di sela kunjungannya di kediaman Kiai Anwar Iskandar, Said menyatakan kesiapannya memimpin kembali NU. “Jika masih dipercaya, saya siap memimpin kembali NU,” katanya, Selasa, 26 Mei 2015.
Dia berujar, sebagai Ketua PBNU hasil Muktamar Makassar, dia masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Di antaranya masalah pendidikan, kesehatan, dan pengkaderan kepemimpinan.
Menurut Said, di bidang kesehatan, kepengurusannya baru bisa membangun empat rumah sakit NU. Jika kepemimpinannya berlanjut, dia menargetkan setiap wilayah NU memiliki rumah sakit sendiri.
Dalam bidang pendidikan, Said mengklaim sudah memperbanyak perguruan tinggi NU hingga 24 lembaga. Bahkan, sebelum pelaksanaan muktamar digelar, dia menyatakan satu perguruan tinggi lagi siap berdiri di Kalimantan Selatan.
Sedangkan di bidang pengkaderan, program kepengurusannya rutin menggelar pelatihan hingga sebelas kali, yang melibatkan 30 kader dalam masing-masing kegiatan. Pelatihan diklaim sukses menciptakan calon pemimpin muda NU.
Selain membeberkan daftar kesuksesannya selama memimpin NU, Said menegaskan garis politik NU yang akan tetap menjadi penyokong pemerintah. Sampai kapan pun, NU, tutur dia, akan selalu membela konstitusi yang sah.
Sikap itu disampaikan Said menyusul banyaknya gerakan yang menyerang pemerintah Presiden Joko Widodo. “Sampai kapan pun, NU akan tetap membela pemerintahan yang sah,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah kader muda NU berharap pemimpin NU masa mendatang lebih memiliki independensi terhadap pemerintah. Sikap itu penting untuk mencegah peluang pemerintah mengobok-obok NU. “NU harus lebih independen terhadap pemerintah,” ucap Ketua Pengurus Cabang NU Kota Kediri Ahmad Subakir.
HARI TRI WASONO