TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta seluruh Bank Pembangunan Daerah bersinergi untuk meningkatkan daya saing menangkap peluang penyaluran kredit di daerah.
Jokowi dalam pidato peresmian program Transformasi BPD menyatakan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah sudah digulirkan di semester pertama tahun ini. BPD diharapkan menangkap peluang itu.
"Kita ingin BPD kita besar, kita ingin BPD kita kuat, kita ingin BPD kita lincah menangkap peluang. Jangan peluang bersliweran depan mata tidak bisa diambil peluang itu oleh BPD karena permodalannya kurang kuat," katanya di Istana Negara, Selasa (26/5/2015).
Presiden memaklumi jika BPD belum dapat mendanai karena nilai infrastruktur daerah nilainya sangat besar. Tetapi ke depan BPD didorong bisa mendanai proyek infrastruktur daripada terlindas dan menjadi penonton di rumah sendiri.
Transformasi BPD, menurut presiden pada intinya melakukan sinergi dengan semua pihak baik pemerintah pusat, daerah, maupun dengan bank daerah lainnya. Presiden tidak secara khusus meminta bentuk sinerginya apakah dalam bentuk holding atau bangun konsorsium.
"Infrastruktur besar dibangun daerah yang ngambil bukan BPD, kalau bank BUMN masih saudara, kalau yang lain, BPD jadi penonton," jelas Presiden.
Jokowi bercerita bahwa sinergi bisa menciptakan kekuatan luar biasa. Contohnya, belum lama ini Jokowi mengumpulkan 143 BUMN yang keseluruhan memiliki aset Rp4.500 triliun. Aset itu terus tumbuh ketika BUMN melakukan holding seperti PT Semen Indonesia.
Angka ribuan triliun tersebut belum dilakukan revaluasi selama 20 tahun, sehingga jika direvaluasi kembali bisa mencapai empat sampai lima kali lipat lebih dari Rp20.000 trilun. "Ini aset besar yang kita lupakan," ujar Jokowi.
Seluruh BPD sampai tahun lalu punya aset Rp433 triliun. Dalam 3 bulan per Maret 2015 tumbuh menjadi Rp498,951 triliun. "BPD juga sama kalau bisa bergabung dalam sebuah sinergi konsolidasi, konsorsium dan saling bantu akan menjadi sebuah kekuatan fantastis daerah," jelas Presiden.