TEMPO.CO, Jakarta - CEO Pahang FA, Fahrizal Hasan, menceritakan nasib buruk yang dialami pasukannya saat tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Minggu, 24 Mei 2015. Sebanyak tiga pemain asing klub asal Malaysia itu gagal melewati proses Imigrasi lantaran tidak mengantongi visa. "Mereka dimasukkan ke dalam tahanan Imigrasi dan diarahkan untuk pulang (ke Malaysia)," kata Fahrizal kepada Tempo melalui sambungan telepon, Selasa, 26 Mei 2015.
Tiga pemain asing itu adalah Dickson Nwakaeme dari Nigeria, Zesh Rehman dari Pakistan, dan Damion Delano Stewart dari Jamaika. Kejadian tersebut membuat Pahang FA memilih pulang ke Malaysia, Senin lalu. Mereka pun batal meneruskan kampanye babak 16 besar Piala AFC melawan Persipura Jayapura yang semestinya dijadwalkan berlaga hari ini, Selasa, 26 Mei 2015.
Fahrizal mengatakan timnya kebingungan atas perlakuan yang diterimanya. Apalagi, utusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), kata dia, tak muncul di Bandara. "Kami telepon orang PSSI, mereka cuma bilang on the way-on the way. Kami tunggu, tapi tidak ada yang muncul," katanya.
Demi solidaritas, menurut Fahrizal, pemain lainnya memilih menginap di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka terpaksa tidur di atas kursi tunggu maupun beralaskan lantai bandara. "Kami ini klub profesional, harusnya disediakan fasilitas menginap," kata dia menyesalkan.
Fahrizal lantas menyampaikan kekecewaannya terhadap PSSI. Ia menganggap PSSI tidak menjalankan tanggung jawabnya sebagai anggota AFC. "Kami tidak dibantu sama sekali," katanya.
PSSI enggan disalahkan dalam situasi ini. Syaifuddin Alamsyah, Deputi Sekretaris Jenderal PSSI, sebelumnya menyebutkan penyebab masalah ini adalah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tak cepat mengurus rekomendasi visa Pahang FA. "Karena waktu yang mepet, Imigrasi tidak keburu mengurusnya," tulisnya di laman resmi PSSI.
TRI SUHARMAN