TEMPO.CO, Las Vegas - Dua putri B.B. King menuduh dua orang terdekat legenda blues Amerika itu telah meracuni ayah mereka. Detektif bagian pembunuhan Las Vegas sedang menyelidikinya, kata Letnan Ray Steiber pada Senin, 25 Mei 2015. Dia menolak menjelaskan lebih rinci masalah ini.
B.B. King meninggal dalam usia 89 tahun di rumahnya, Las Vegas, Amerika Serikat, Kamis, 14 Mei 2015 pukul 09.40 waktu setempat. Pengacara King, Brent Bryson, mengatakan sang Raja Blues meninggal dengan tenang saat sedang tidur.
Namun, putri King, Karen Williams dan Patty King, curiga mengapa anggota keluarga dicegah oleh manajer bisnis LaVerne Toney dan asistennya, Myron Johnson, untuk menjenguk ayah mereka.
"Saya percaya ayah saya telah diracun dan telah diberi zat asing," kata Patty King dan Williams dalam affidavit (pernyataan tertulis di bawah sumpah) yang dimiliki pengacara mereka, Larissa Drohobyczer. "Saya percaya ayah saya dibunuh," kata mereka.
Dalam affidavit itu Patty King, yang biasa tinggal di rumah King, mengaku melihat Johnson memberi dua tetes cairan tak diketahui ke mulut King beberapa bulan sebelum King wafat. Toney tak pernah memberi tahu dia cairan apa itu.
Toney dan Johnson menolak memberi komentar.
"Mereka sudah membuat tuduhan-tuduhan sejak lama. Apanya yang baru?" kata Toney, yang bekerja untuk King selama 39 tahun dan dapat menjadi kuasa hukum bagi King.
Toney disebut dalam surat wasiat B.B. King sebagai eksekutor kekayaannya. Menurut dokumen di tangan pengacara, harta King mencapai US$ 10 juta atau hampir Rp 132 milliar. Johnson berada di sisi B.B. King ketika King meninggal dan tak ada anggota keluarga yang hadir saat itu.
Petugas koroner John Fudenberg mengatakan autopsi King telah dilakukan pada Minggu dan jenazahnya telah dikembalikan ke rumah duka Las Vegas. Fudenberg mengatakan penyelidikan atas wafatnya King tak harus menunda perjalanan akhir jenazah King ke Mississippi Delta. Hasil penyelidikan butuh waktu hingga delapan bulan, kata dia, tapi tak akan berdampak oleh fakta bahwa jenazah King sudah dibalsem.
Larissa Drohobyczer mengaku mewakili Williams, Patty King, dan sebagian besar dari sembilan anak dan pewaris King. "Keluarga ini bersatu... untuk mengusir Toney karena tindakan ilegal, konflik kepentingan, dan urusan pribadinya," kata dia. Dia menuduh Toney telah mempercepat kematian King karena "tindakan yang salah atau gagal memenuhi kebutuhan medis yang tepat yang dibutuhkan (King)".
Brent Bryson, notaris yang mewakili waris King, menilai klaim Drohobyczer itu menggelikan. "Saya harap mereka punya dasar faktual yang mereka dapat tunjukkan atas tuduhan yang memfitnah dan mencemarkan nama baik itu," katanya.
Tiga dokter telah memastikan bahwa King telah dirawat dengan baik, kata Bryson. King telah dirawat selama 24 jam dan dipantau oleh dokter profesional "hingga saat dia meninggal dengan tenang dalam tidurnya".
AP | IWANK