TEMPO.CO , Lamongan: Managemen Persela Lamongan menyambut baik opsi pencabutan pembekuan PSSI yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Pengurus Persela juga berharap kompetisi sepakbola segera normal dan kembali bergulir, setelah vakum dua bulan ini.
“Ini pertanda baik,” tegas Asisten Pelatih Persela Lamongan, Didik Ludianto pada Tempo Senin 25 Mei 2015.
Didik menyatakan, yang juga tidak kalah pentingnya adalah, setelah pencabutan pembekuan PSSI, tentu juga masih ada pekerjaan besar yang harus diselesaikan. Yaitu harus kembalinya bergulir kompetisi sepakbola tahunan. Misalnya, Liga Qatar National Bank (QNB) atau balik lagi ke Indonesian Super League (ISL), untuk kembali dilaksanakan.
Karena, kata Didik, selama beberapa bulan ini, tatanan sepakbola secara nasional, seperti lumpuh. Penyebabnya, tentu karena ada pelarangan kompetisi Liga QNB yang sudah berjalan lebih dari dua bulan.
Dengan larangan tersebut, banyak pemain yang vakum, juga orang-orang di sekitar bola, jagi nganggur.”Masalah ini harus selesai,” ujar Didik.
Media Officer Persela Lamongan, Arif Bahtiar mengatakan, yang harus cepat dilakukan Pemerintah Pusat, adalah bagaimana kompetisi sepakbola kembali digelar. Sebab, pembekuan PSSI, berdampak cukup luas dalam dunia sepakbola di Tanah Air.”Kami minta kompetisi cepat,” ujar Arif pada Tempo Senin 25 Mei 2015.
Arif menyebutkan, selama sepakbola vakum dalam dua-tiga bulan ini, para pemain sepakbola di Tanah Air mengalami masa suram. Karena, seorang atlet pekerjaannya tentu adalah berolahraga. Jika tidak ada kompetisi, itu sama artinya mereka kehilangan pekerjaan. “Makanya, Pemerintah perlu membuktikan jika pembekuaan PSSI benar-benar dicabut,” katanya.
Seperti diketahui Pemerintah berjanji tetap mengawasi kinerja Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia walaupun pembekuannya dicabut. “Harus sesuai aturan, jangan macam-macam, akan tetap kami nilai kinerjanya,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 25 Mei 2015.
Usai dicabut pembekuannya, PSSI tetap dipimpin oleh ketua umum hasil Kongres Luar Biasa Surabaya, La Nyalla Mahmud Mattalitti. Menurut Kalla, La Nyalla merupakan ketua umum yang terpilih secara demokratis. Adapun keberadaan tim transisi akan tetap dipertahankan. Tim awalnya difungsikan menggantikan peran PSSI itu, kata Kalla, akan tetap bertugas mengevaluasi persepakbolaan nasional secara umum.
Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan pencabutan pembekuan PSSI hanya opsi. Itupun bukan opsi tunggal.
Imam Nahrawi beberapa waktu lalu memutuskan untuk membekukan PSSI. Keputusan itu diambil setelah tiga surat teguran tertulis tak ditanggapi serius oleh induk olahraga bola sepak itu. Dalam surat keputusan yang ditandatangani Menteri Imam Nahrawi pada 17 April 2015 tersebut dijelaskan sampai tenggat batas waktu yang telah ditetapkan dalam surat teguran tertulis I, II, dan III, PSSI nyata-nyata secara sah dan meyakinkan telah terbukti mengabaikan dan tidak mematuhi kebijakan pemerintah.
SUJATMIKO