TEMPO.CO, Bandung: Pelatih kepala Persib Bandung Djadjang Nurjaman menyambut baik upaya yang dilakukan oleh Pemerintah yang berencana mencabut pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
“Begitu mendengar kabar ada upaya untuk bermediasi saja tadi pagi, sebetulnya wajah pemain sudah berbeda, artinya menyambut baik. Kemudian setelah latihan ada kabar baik lagi bahwa mereka sudah berkumpul dengan Wapres (Jusuf Kalla), kemudian ada wacana akan dicabut kami menyambut baik,” kata Djadjang kepada wartawan di mes Persib, Jalan A Yani, Bandung, Senin 25 Mei 2015.
Dengan demikian, ucap Djanur—sapaan Djadjang, dirinya berharap agar pembekuan itu benar-benar dicabut. Sebab, kondisi persepakbolaan nasional saat ini semakin lesu dan tidak tentu arah.
Djadjang mengatakan kondisi sepak bola tanah air makin tak menentu dengan ancaman sanksi dari Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). FIFA mengancam melarang seluruh kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola di tanah air jika PSSI tetap dibekukan.
“Ketika ini selesai roda persepakbolaan nasional akan kembali hidup dan buat kami yang punya target jangka pendek akan menjalani laga 16 besar AFC Cup hari Rabu besok (27 Mei 2015), dampaknya kelihatan sekali, pemain menampakkan wajah yang ceria,” ujar Djadjang.
Angin segar yang menghinggapi persepakbolaan nasional itu, membuat Djanur kini tidak merasa was-was lagi. Padahal sebelumnya pelatih yang membawa Persib Bandung meraih trofi Liga Indonesia (ISL) 2014 itu, kerap kali melontarkan kegelisahannya akibat kisruh yang terjadi antara PSSI dengan Mentrian Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi.
Kisruh itu berbuah dibekukannya PSSI dan akhirnya PT Liga Indonesia yang notabene berada di bawah naungan PSSI terpaksa harus memberhentikan seluruh kompetisi sepakbola di Indonesia termasuk Qatar National Bank(QNB) League 2015.
Pembekuan PSSI yang dilakukan Imam Nahrowi itu beralasan, lantaran PSSI tidak menanggapi surat teguran yang dilayangkan Iman Nahrowi kepada PSSI pada 17 April 2015. Hal itu, terkait sikap PSSI yang tetap memaksakan mengikutsertakan Arema Cronus dan Persibaya Surabaya untuk mengikuti QNB-League, padahal jelas-jelas kedua klub itu, tidak lolos kriteria dari Badan Olahraga Professional Indonesia (BOPI).
AMINUDIN