TEMPO.CO, Tasikmalaya - Satuan Sabhara Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota, Jawa Barat, merazia preman di sejumlah pasar dan terminal di kota ini, Rabu, 27 Mei 2015. Sebanyak tujuh preman berhasil digaruk dalam Operasi Cipta Kondisi yang digelar polisi.
"Hari ini kami menggelar Operasi Cipta Kondisi. Sasarannya premanisme," kata Kepala Satuan Sabhara Polres Kota Tasikmalaya Ajun Komisaris Dani Prasetya seusai razia di Markas Polres Kota Tasikmalaya.
Petugas merazia preman di Pasar Padayungan, kompleks olahraga Dadaha, Pasar Pancasila, dan lampu merah Mitra Batik. Preman yang dirazia, kata Dani, tidak membawa KTP. Bahkan, ada beberapa preman dalam kondisi mabuk saat dirazia.
Kepolisian belum menemukan indikasi pidana yang dilakukan preman ini. Petugas masih mengidentifikasinya. Hanya saja, kata Dani, ulah preman sudah meresahkan warga. "Kami cek dulu dan dilakukan pembinaan supaya mereka tidak mengganggu keamanan," kata dia.
Pantauan di lapangan, seusai didata preman tersebut disuruh salat berjamaah di masjid polres oleh polisi. Mereka pun bergegas mengambil air wudu. Salah seorang preman kemudian ditunjuk untuk mengumandangkan azan, panggilan untuk salat.
Di tengah-tengah azan, preman itu tiba-tiba tertegun. "Saya lupa lagi," kata lelaki berambut ala punkers ini. Salat pun kemudian dimulai. Seusai salat, ada preman yang menitikkan air mata.
CANDRA NUGRAHA