TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga mengatakan skandal suap di Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menunjukkan bahwa masalah sepak bola itu ada di mana-mana tidak hanya terjadi di Indonesia. Untuk itu, Menpora serius memperbaiki tata kelola sepak bola di Tanah Air.
"Ini memperlihatkan masalah sepak bola itu ada di mana-mana. PSSI bahkan sampai organisasi tertinggi sepak bola FIFA memiliki masalah akut," kata Staf Khusus Bidang Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Muhammad Khusen Yusuf, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu, 27 Mei 2015.
Sejumlah pejabat tinggi FIFA ditangkap dan ditahan polisi Swiss saat mengikuti Kongres FIFA di Zurich, Swiss, Rabu pagi. Mereka dicurigai telah menerima hadiah (suap) terkait pemilihan tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022, Rusia dan Qatar. Selain tuduhan itu, mereka diduga terlibat dalam pencucian uang, penipuan , dan juga keterkaitan dengan organisasi kejahatan di tubuh FIFA. Menurut berita situs New York Times, mereka akan diekstradisi ke Amerika Serikat.(baca:FIFA Geger, Pejabatnya Ditangkap Gara-gara Suap )
Menurut Khusen, apa yang terjadi di FIFA bukan tidak mungkin ada di Indonesia. Apalagi, ia menambahkan, gejala-gejala itu ada, seperti kasus 'sepak bola gajah' yang terjadi tahun lalu antara PS Sleman dan PSIS Semarang, isu pengaturan skor. "Gejala itu sangat terasa di negara kita," ujarnya.
Terungkapnya kasus di FIFA, Khusen menambahkan, membuat Menpora semakin serius untuk memperbaiki tata kelola sepak bola di Indonesia agar menjadi lebih baik.
RINA WIDIASTUTI