TEMPO.CO, Banda Aceh -Perwakilan tujuh negara hadir dalam pelatihan manajemen kebencanaan internasional yang digelar di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, pada 25 Mei - 4 Juni 2015. Kegiatan itu digelar Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) atau Pusat Riset Mitigasi dan Bencana di bawah Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Negara-negara yang mengirimkan wakilnya adalah anggota organisasi regional negara-negara di Samudera Hindia (IORA), Amerika Selatan, dan Kepulauan Karibia. Juru Bicara Unsyiah Ilham Maulana mengatakan utusan-utusan itu mewakili Sri Lanka, Uni Comoros, Tanzania, Monzambique, Madagaskar, Saint Vincent dan tuan rumah Indonesia.
“Peserta belajar menangani dan mengurangi risiko bencana, serta menyiapkan diri menghadapi tantangan ke depan,” kata dia, Rabu, 27 Mei 2015. Kegiatan yang bekerjasama dengan Direktorat Kerja Sama Teknik dan USAID Indonesia itu berfokus pada pelatihan terkait ancaman bencana pesisir (coastal hazards), mitigasi bencana, mekanisme penanganan bencana, ketahanan masyarakat (community resilience) dan pemetaan bencana.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI, Esti Andayani saat membuka kegiatan itu mengatakan negara-negara rawan bencana seperti Indonesia, anggota IORA, Amerika Selatan dan Kepulauan Karibia harus bahu-membahu menghadapi tantangan masa depan. “Belajar dari bencana masa lalu di Aceh, untuk pengurangan risiko bencana ke depan.”
Selain mengikuti pelatihan, para peserta juga diajak berkunjung ke lokasi-lokasi bekas tsunami 26 Desember 2004 di Banda Aceh dan Aceh Besar.
ADI WARSIDI