TEMPO.CO, Lumajang - Duka mendalam menyelimuti keluarga TKI Winarti, warga Lumajang yang menjadi korban pembunuhan di Kairo, Mesir, 23 Mei 2015.
Pejabat Fungsional Diplomat Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri, Hernawan Bagaskoro mengatakan pihaknya mewakili kementerian untuk menyampaikan secara langsung duka cita.
"Bahwa Pemerintah Republik Indonesia ikut berbela sungkawa atas meninggalnya almarhumah Winarti, yang meninggal di Mesir," kata Hernawan saat mendatangi rumah korban di Desa Kebonsari Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis 28 Mei 2015.
Kedatangan perwakilan Kemenlu ini disambut sejumlah keluarga korban di antaranya Tiamah, ibu Winarti dan Fairy Gandis, anak Winarti. Dua adik korban serta seorang saudara ipar Winarti ikut menemui kedatangan perwakilan dari Kemenlu ini.
Saat bertemu dengan keluarga Winarti, Hernawan juga menyampaikan penyebab kematian kepada keluarga. Keluarga Winarti hanya tertunduk lesu ketika mendengarkan keterangan yang disampaikan Hernawan.
Kepada Hernawan, keluarga meminta agar jenazah bisa segera dipulangkan ke Indonesia. "Kami harap jenazah bisa segera dipulangkan," kata Sudahar, saudara ipar Winarti.
Kabar tewasnya Winarti diinformasikan oleh KBRI di Kairo, Mesir, yang menelepon keluarga korban di Yosowilangun pada Selasa malam lalu. Berdasarkan informasi KBRI itu, Winarti tewas akibat pembunuhan yang diduga dilakukan oleh dua orang warga Mesir. Korban diketahui meninggal pada 23 Mei 2015. Winarti ditemukan tewas tergeletak di dalam kamar di rumah majikannya itu.
Winarti binti Musiar sudah sejak enam tahun terakhir ini bekerja di Mesir. Sebelumnya janda satu anak ini bekerja di Kuwait selama sebelas tahun. Di rumah majikannya di Kairo, Winarti bekerja untuk melayani kebutuhan sehari-hari dua majikannya yang sudah renta itu.
Setiap empat tahun sekali, Winarti pulang kampung lebih kurang sebulan untuk kemudian berangkat lagi ke Mesir. Winarti terakhir pulang ke rumahnya di Lumajang pada Agustus 2014 lalu.
DAVID PRIYASIDHARTA