TEMPO.CO , Singapura:Pesawat Singapore Airlines SQ836 relasi Singapura-Shanghai sempat mengalami gangguan teknis saat mengudara. Salah satu mesin pesawat disebut sempat tak beroperasi beberapa detik sebelum pilot menempuh prosedur manual untuk memulihkan mesin.
Insiden yang menimpa pesawat dengan nomor registrasi 9V-SSF itu ditengarai terjadi saat pesawat melintas di wilayah udara Hong Kong. "Masalah awal muncul saat pesawat menghadapi cuacu buruk pada ketinggian 39 ribu kaki atau 12 kilometer di atas permukaan tanah," seperti dikutip dari The Aviation Herald. Rabu, 27 Mei 2015.
Pilot yang membawa 182 penumpang dan 12 awak itu menyadari mesin jet Rolls-Royce Trent 772 kehilangan daya. Saat itu, mereka sudah menempuh perjalanan selama 3,5 jam sejak lepas landas dari Bandar Changi. "Upaya pilot menghidupkan mesin terjadi pada ketinggan 26 ribu kaki atau sekitar 7,9 kilometer di atas permukaan tanah."
Setelah mesin menyala, pesawat kembali mendaki hingga ketinggian 31.200 kaki atau sekitar 9,5 kilometer di atas permukaan tanah. Akhirnya, pesawat mampu mendarat dengan selamat pada pukul 23.56 waktu setempat atau 100 menit sejak insiden matinya salah satu mesin jet.
Pesawat tersebut sempat tertahan di Shanghai selama empat jam untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh. Akhirnya, pesawat bisa kembali ke Singapura dengan memakai nomor penerbangan SQ-825, meski terlambat selama dua jam.
Singapore’s Air Accident Investigation Bureau (SAAIB) menegaskan bakal menginvestigasi kejadian ini secara komprehensif. Pabrikan pembuat mesin jet Rolls Royce dan Airbus akan dilibatkan dalam investigasi ini.
AVIATON HERALD | RAYMUNDUS RIKANG