TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo menuturkan peristiwa penculikan dua anggota TNI AD di Enarotali, Papua. Dua anggota TNI AD bernama Serda Lery personel Koramil Komopa, dan Prada Soleh anggota Kostrad 303/Raider yang biasa bertugas di Pos Komopa diculik oleh kelompok bersenjata Rabu dinihari 27 Mei 2015. Selain dua tentara, ada satu orang guru SD Inpres bernama Elda yang ikut disandera.
Menurut Gatot, awal mula kejadian dua orang tentara bernama Serda Lery dan Prada Sholeh sedang mengawal warga setempat berbelanja menggunakan perahu mesin.
"Ketika mereka pulang melewati danau yang mengering, ada dua 'speed boat' menghadang," kata Gatot kepada wartawan di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Jumat 29 Mei 2015.
Karena mencium bahaya, kedua tentara itu terjun ke air. Kedua tentara itu sempat bersembunyi dengan cara menyelam dan berlindung di semak belukar. Menurut Gatot, keputusan kabur dilakukan kedua tentara karena mereka tahu target kelompok bersenjata adalah anggota TNI.
Serda Lery dan Praka Sholeh sembunyi semalaman di semak-semak sungai. Sembari sembunyi, keduanya memperhatikan keadaan di sekitar mereka. Setelah beberapa jam, melintaslah sebuah perahu motor yang dinaiki warga sekitar. Kedua tentara itu lantas mencegat perahu motor dan menumpang hingga ke pos TNI.
"Keduanya tidur di dek perahu, sembunyi dari kelompok bersenjata," kata Gatot.
Kemudian di tengah perjalanan, mereka berpapasan dengan kapal patroli TNI yang dipimpin oleh komandan kompi Kostrad 303 Raider. Kedua tentara itu pun selamat hingga sampai ke markas.
"Lalu ada pengakuan dari kelompok bersejata kalau kedua tentara sudah mereka makan," kata Gatot sambil tersenyum.
Sampai saat ini Gatot belum tahu motif dari percobaan penculikan tersebut. Dia hanya mengatakan tak akan menambah pengamanan di wilayah Papua. Alasannya, sampai saat ini Papua bukan menjadi daerah operasi militer. "Mereka (kelompok bersenjata) tergolong kriminal, makanya kami koordinasi dengan kepolisian," kata Gatot.
INDRA WIJAYA