TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia melonjak pada Jumat, 29 Mei 2015 waktu New York, atau Sabtu pagi WIB, menyusul tanda-tanda pengetatan lebih lanjut di Amerika Serikat dan munculnya serangan mematikan pada kaum Syiah yang diklaim oleh Negara Islam Irak dan Suriah di jantung industri minyak Arab Saudi.
Harga patokan AS mencatat minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik US$ 2,62 menjadi US$ 60,30 per barel di New York Mercantile Exchange. Di London, sesuai harga patokan Eropa, minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Juli melonjak US$ 2,98 menjadi US$ 65,56 per barel.
Serangan bom bunuh diri kedua dalam sepekan terakhir di sebuah masjid Syiah di provinsi timur Arab Saudi memicu kenaikan harga minyak dunia. Serangan yang menewaskan sedikitnya tiga orang berlangsung di Dammam, beberapa kilometer dari markas Aramco, perusahaan minyak milik Saudi.
Harga minyak AS juga didukung oleh penurunan aktivitas di pengeboran (rig) Baker Hughes, yang menunjukkan industri minyak AS masih mengurangi aktivitas mereka. Jumlah rig pengeboran minyak AS yang beroperasi turun 13 rig menjadi 646 rig. Setahun lalu, jumlah rig yang beroperasi mencapai 1.536 unit.
Penurunan jumlah rig yang beroperasi juga dikombinasikan dengan penurunan stok AS pada Rabu menunjukkan persediaan yang lebih ketat di masa mendatang. "Ada beberapa harapan dan beberapa kecemasan bahwa jumlah rig bisa keluar sebagai angka positif hari ini," kata Bob Yawger, analis dari Mizuho Securities.
"Sebaliknya itu (jumlah rig) turun 13. Kami belum melihat jumlah yang besar dalam beberapa minggu," kata dia, seperti yang dilansir dari AFP.
ANTARA NEWS