TEMPO.CO, Pyongyang - Delegasi misi ekonomi Indonesia yang beranggotakan delapan orang telah berkunjung ke Pyongyang, Korea Utara, 25-29 Mei 2015. Selama berada di Pyongyang, delegasi melakukan berbagai pertemuan dengan pejabat-pejabat Korea Utara.
Kunjungan itu dilakukan di saat tren ekonomi kedua negara menurun. Kementerian Perdagangan RI mencatat nilai ekspor Indonesia ke Korea Utara selama periode 2010–2014 mengalami tren penurunan sebesar 39,64 persen, sementara tren impor Indonesia dari Korea Utara pada periode yang sama mengalami penurunan sebesar 33,36 persen.
"Kunjungan delegasi ini merupakan kelanjutan dari saling kunjung Menlu Indonesia ke Pyongyang Oktober 2013 dan Menlu Korea Utara ke Jakarta Agustus 2014,” kata ketua delegasi misi ekonomi, Sudirman Haseng Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI dalam rilis KBRI Pyongyang yang diterima Tempo dari Irman A Nasoetion, Sekretaris Ketiga/Politik-Ekonomi.
Adapun, Duta Besar RI untuk Korea Utara, Bambang Hiendrasto menyampaikan kesediaan KBRI Pyongyang untuk menindaklanjuti hasil pertemuan delegasi dengan pihak terkait di Korea Utara dan menjadi jembatan komunikasi antara pihak-pihak terkait di Indonesia dan Korea Utara.
Selain menemui Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Su Yong dan Wakil Menteri Ekonomi Luar Negeri, Ri Myong San, delegasi juga menggelar berbagai pertemuan antara lain dengan Kamar Dagang dan Industri, Kementerian Ekonomi Luar Negeri, Universitas Kim Il Sung, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perikanan serta Kebun Binatang Korea.
Delegasi juga meninjau lokasi Zona Pengembangan Ekspor Waudo dan Jindo di kota pelabuhan Nampho untuk menjajaki kemungkinan kerja sama pembangunan kedua zona tersebut.
Sebelumnya pada 11-14 Mei 2014, KBRI Pyongyang juga mengikuti Pameran Dagang Musim Semi Pyongyang di Three-Revolution Exhibition House. Dalam pameran yang diikuti lebih dari 300 peserta dari berbagai negara itu, KBRI memamerkan sejumlah produk makanan, termasuk beraneka ragam bumbu masak instan, minuman serta kosmetik asal Indonesia baik yang telah maupun yang belum masuk ke dalam pasar Korea Utara.
KBRI juga memberi kesempatan bagi pengunjung untuk mencicipi sebagian dari produk makanan dan minuman yang telah masuk dalam pasar Korea Utara, antara lain mie instan, nasi goreng, yang diracik dengan bumbu instan, sereal ginseng, kopi instan, serta permen rasa kopi dan gula asem.
"Diharapkan, setelah mencicipi produk makanan dan minuman asal Indonesia, masyarakat Pyongyang mencarinya di toko-toko terdekat karena produk-produk tersebut telah dijual di Pyongyang," kata Dubes Hiendrasto.
Selama ini produk-produk tersebut cukup dikenal di Pyongyang, namun tidak banyak yang mengetahui bahwa produk-produk tersebut berasal dari Indonesia.
Selain itu, pengunjung pameran pun diberikan kesempatan untuk mencoba beragam produk kecantikan dan perawatan tubuh untuk pria dan wanita.
Sayangnya, sebagian produk kosmetik tersebut belum tersedia di pasar Korea Utara dan karena keterbatasan produk yang dipasarkan, transaksi jual-beli tidak dapat dilakukan.
Dubes RI berharap peluang tersebut dapat ditangkap baik oleh para pengusaha Indonesia maupun pengusaha setempat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara.
NATALIA SANTI