TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Pendidikan Anies Baswedan menghadiri puncak peringatan Jambore Pencak Silat 2015 yang digelar komunitas Persaudaraan Angkringan Silat (PAS) dan Tangtungan Project di Malioboro, Yogyakarta, Ahad sore, 31 Mei 2015.
Menteri Anies hadir sebagai tamu kehormatan dalam jambore yang digelar 28-31 Mei ini. Februari lalu Anies mendapatkan gelar 'Pembina' dari paguyuban Persaudaraan Angkringan Silat.
Ketua Harian Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia DIY Siswantoyo menuturkan pada jambore pencak silat tahun ke-3 ini sekitar 7.500 pesilat dari 70 perguruan di Indonesia hadir. "Hadir juga sepuluh perguruan historis dengan alirannya," ujar Siswantoyo.
Perguruan historis yang dimaksud adalah perguruan-perguruan silat kuno yang merupakan perintis berdirinya IPSI. Perguruan-perguruan itu sudah berdiri dan ada sebelum tahun 1948. Perguruan historis itu di antaranya adalah Tapak Suci, Persaudaraan Setia Hati Terate, Merpati Putih, Perisai Sakti Mataram asal Surbaya, Persatuan Pencak Silat Indonesia Hari Murti, Putera Betawi, dan Perisai Diri.
Siswantoyo menuturkan, jambore pencak silat ini mengalami perkembangan peserta yang signifikan sejak digelar pertama kali 2012 silam. Dari awalnya hanya kurang dari 1.000 peserta, tahun ini menjadi 7 kali lipatnya.
Para peserta satu per satu menampilkan jurus perguruannya dalam demonstrasi singkat di depan Menteri Anies dan para pengurus IPSI, mulai dari aksi menghancurkan beton hingga aksi duel singkat atau dengan senjata.
Menteri Anies mengapresiasi kegiatan jambore pencak silat yang bisa digelar rutin dan melibatkan banyak elemen perguruan di Tanah Air itu. "Pencak silat tak hanya soal bela diri dan kampanye tradisi, tapi juga pembentukan karakter manusia yang lebih utuh," ujar Anies, yang menggunakan sorjan dan blangkon dalam acara itu.
Dengan atraksi puncak jambore pencak silat itu, arus Malioboro ditutup sejak pukul 13.00 WIB sampai menjelang magrib.
PRIBADI WICAKSONO