TEMPO.CO, Depok - Kepala Kepolisian Resor Kota Depok, Ajun Komisaris Besar Dwiyono mengatakan kasus kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, kini ditangani Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Sekarang (kasus Akseyna) ke Direskrimum Polda. Saya tidak bisa berkomentar," kata Dwiyono, Minggu 31 Mei 2015. Sementara itu, Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Khrisna Murti mengatakan titik terang dari kejanggalan kematian Akseyna dua bulan lebih itu, mulai terkuak.
Polisi mengindikasikan ada pihak lain yang terlibat dalam kematian Akseyna. "Polisi kini menggunakan skenario korban tewas tidak wajar karena sebab yang ditimbulkan orang lain," kata Khrisna Murti seusai gelar perkara, Minggu 31 Mei 2015.
Dugaan pembunuhan atas kematian Akseyna ini berdasarkan kesimpulan yang diambil dari bukti-bukti yang cukup kuat. Salah satunya hasil otopsi Rumah Sakit Polri Keramat Jati yang menemukan banyak luka lebam di bagian tubuh Akseyna.
Selain itu, dugaan bertambah kuat setelah Grafolog American Handwriting, Deborah Dewi, mengungkap ada dua orang yang menulis surat yang ditemukan di kamar. Deborah melihat tulisan pertama identik dengan tulisan almarhum, sementara ada bagian tulisan tangan dan tanda tangan yang dibuat orang lain.
Temuan tersebut diperoleh Deborah setelah melakukan pembesaran mikroskopik 200 kali terhadap tulisan almarhum. Proses analisis dilakukan Deborah selama dua pekan. Deborah membandingkan tanda tangan Ace dalam surat wasiat dengan 39 tanda tangan asli yang terdapat dalam dokumen-dokumen pribadi.
Tulisan yang ditemukan tersebut berbunyi "Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything eternally". Tulisan ditemukan teman Akseyna di kamar indekosnya di Wisma Widya, Beji, 29 Maret lalu.
Ayah Akseyna, Kolonel Sus Mardoto sejak awal meyakini bahwa anaknya tewas dibunuh. Dan polisi bisa menjadikan surat yang disebut tulisan Ace itu, sebagai pintu terang untuk mengungkap kasus ini. "Surat yang disebut tulisan Ace itu bisa dijadikan pintu terang kasus ini, yang dikombinasikan dengan kondisi Ace yang banyak lebam," ucapnya.
IMAM HAMDI