TEMPO.CO, Sidoarjo - Manajemen klub divisi utama Persida Sidoarjo berharap pemberian sanksi oleh federasi sepak bola dunia (FIFA) terhadap Indonesia bisa menjadi momentum perbaikan sistem persepakbolaan nasional. Kendati sanksi itu merugikan klub, Persida tak mempermasalahkan, asal sepak bola nasional menjadi lebih baik.
Perwakilan manajemen Persida, M. Mahfud, mengaku klubnya sering mendapatkan perlakuan tidak fair dari perangkat pertandingan. Salah satunya berupa wasit titipan dari pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. "Jangan sampai ada wasit yang dibisiki pengurus (PSSI)," katanya kepada Tempo, Senin, 1 Juni 2015.
Meski sering mendapatkan perlakuan yang merugikan klub, dia mengaku pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Protes dari manajemen Persida yang selama ini sering dilayangkan ke PSSI tidak pernah digubris karena sulit mencari bukti. Menurut dia, kecurangan itu seperti bau kentut. "Kalau saya kentut, mana buktinya kalau saya kentut," ujarnya.
Karena itu, Mahfud berharap Tim Transisi yang telah dibentuk Menteri Pemuda dan Olahraga segera membenahi mutu persepakbolaan Tanah Air. Persida, ucap dia, siap mengikuti kompetisi yang diselenggarakan Tim Transisi. "Siapa pun nanti yang menyelenggarakan kompetisi, kita ikuti," tuturnya.
FIFA akhirnya resmi menberikan sanksi kepada PSSI. Keputusan tersebut berdasarkan hasil sidang Komite Eksekutif FIFA yang berlangsung di Zurich, Swiss, Sabtu, 30 Mei 2015.
Selain Persida, klub sepak bola di Kabupaten Sidoarjo ada Deltras. Klub yang pernah berlaga di Liga Super Indonesia itu kini prestasinya melorot ke Liga Nusantara, level ketiga kompetisi nasional, di bawah Divisi Utama dan Liga Super.
NUR HADI