TEMPO.CO, Lumajang -- Kedatangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Winarti disambur histeris keluarga di rumah duka, Senin sore, 1 Juni 2015, di Desa Kebonsari, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ratusan warga setempat juga mengerumuni rumah duka.
Sekretaris II Bidang Konsuler KBR Kairo, Puji Basuki mengatakan pemerintah turut berbelasungkawa atas meninggalnya Winarti di Kairo, Mesir. Jenazah Winarti langsung diserahterimakan dari perwakilan KBRI Kairo kepada keluarga korban TKI Winarti.
Puji mengatakan hak-hak Winarti seperti gaji yang belum dibayarkan oleh majikan masih diurus melalui pengacara majikan. "Masih dihitung oleh majikan Winarti. Kami belum tahu nominalnya," kata Puji, Senin 1 Juni 2015.
TKI yang bekerja di Mesir, kata Puji, sudah biasa menitipkan gaji mereka ke majikannya. "Baru diambil ketika mau ditransfer ke keluarganya di Indonesia," ujar Puji. Sementara itu, dalam serah terima jenazah kepada keluarga, perwakilan BNP2TKI juga menyerahkan uang sebesar Rp 3 juta untuk keluarga korban. "Sekadar santunan untuk meringankan beban atau untuh tahlilan, Rp 3 juta. Jangan dilihat nilainya, ini partisipasi dari pemerintah," kata seorang perwakilan dari BNP2TKI.
Kabar tewasnya Winarti ini diinformasikan oleh KBRI di Kairo, Mesir, yang menelepon keluarga korban di Yosowilangun pada Selasa malam, 26 Mei 2015 lalu. Berdasarkan informasi KBRI itu, Winarti tewas akibat pembunuhan yang diduga dilakukan oleh dua orang warga Mesir. Winarti diketahui meninggal pada Minggu pagi, 23 Mei 2015. Jasadnya tergeletak di dalam kamar di rumah majikannya itu.
Belakangan kemudian diketahui, motif pembunuhan TKI Winarti ini adalah percobaan perampokan. Dua tersangka kasus pembunuhan ini adalah dua orang warga Mesir dan telah ditangkap oleh Kepolisian Agouza, Kairo, Mesir. TKI Winarti telah bekerja di Kairo sejak enam tahun lalu. Sebelumnya, dia bekerja sebagai TKI di Kuwait selama 11 tahun. Winarti meninggalkan satu orang putri, Fairi Gandhis, 17 tahun.
DAVID PRIYASIDHARTA